Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Produksi Benih Padi Hibrida Solusi Tingkatkan Produktivas Padi

Mediaindonesia.com
17/7/2020 15:53
Produksi Benih Padi Hibrida Solusi Tingkatkan Produktivas Padi
Kegiatan panen benih padi hibrida varietas Hipa 21 di Desa Bulu Pasar, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Jumat (17/7).(Ist/Kementan )

ALIH fungsi lahan pertanian dan semakin sempitnya luas areal sawah serta adanya perubahan iklim kekeringan akibat pemanasan global saat ini sulit dihindari. Hal tersebut mengakibatkan produktivitas padi turun dan mengganggu tercapainya swasembada pangan serta timbul kerawanan pangan. 

Pengembangan padi hibrida bisa menjadi solusi cerdas untuk meningkatkan produktivitas padi di Indonesia.

Direktur Perbenihan Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan), Takdir Mulyadi bersama Direktur PT Tunas Widji Inti Nayottama, Rakimin dan Kepala Bidang Pengelolaan Pangan, Dinas Petanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri, Yeni Astuti melakukan panen bersama benih padi hibrida rakitan anak bangsa varietas “Hipa 21” di Desa Bulu Pasar, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Jumat (17/7).

“Suatu kebanggaan tersendiri melihat keberhasilan produksi benih padi hibrida untuk perdana, dengan hasil produksi benihnya cukup memuaskan mencapai sekitar 1,2-1,5 ton per hektare benih," jelas Yeni, Kepala Bidang Pengelolaan Pangan, Dinas Petanian dan Perkebunan Kabupaten Kediri.  

"Meskipun ada beberapa pertanaman yang terserang  burung dikarenakan tidak ada lagi pertanaman padi disekitarnya tapi saya merasa puas dengan hasil kerja petani di sini,” papar Yeni.

Senada dengan hal tersebut, Direktur PT Tunas Widji Inti Nayottama, Rakimin, menyebut kegiatan ini bertujuan untuk melihat sinkronisasi potensi hasil yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan.

”Ada faktor-faktor seperti lokasi, iklim yang mendukung persilangan antara tetua indukan untuk menghasilkan persentase pembentukan biji (seed set) pada padi hibrida secara optimal,” ungkap Rakimin.

Menurut Rakimin,  dari tiga hasil demplot pertanaman padi hibrida (F1) varietas Hipa 18, Hipa 19 dan Hipa 21  yang dilakukan di Provinsi Lampung, Kalimantan Selatan, Blora serta Rembang, penampilan varietas Hipa 21 sangat bagus dan banyak diminati petani.

Secara terpisah Direktur Perbenihan Tanaman Pangan Takdir Mulyadi mengatakan bahwa Varietas Hipa 21 lebih disukai petani karena memiliki banyak keunggulan. Jadi kalau kita cermati, varetas ini memiliki hasil rata-rata 8,99 ton GKG, potensial hasil tinggi mencapai 11,11 ton gabah kering panen (GKP) di samping itu rasa nasinya pulen.

Varietas tersebut juga memliki daya tahan terhadap Wereng Batang Coklat (WBC) biotipe 1, tahan terhadap penyakit Hawar Daun Bakteri (patotipe III) pada fase vegetatif, serta agak tahan Blas Ras 073,” ujar Takdir.

Di sela-sela kunjungan tersebut, Takdir, Direktur Perbenihan menuturkan “Kenapa Padi hibrida menjadi alternatif untuk meningkatkan produktivitas padi? Apa bedanya padi inbrida dengan padi hibrida? 

“Budidaya padi inbrida bersari bebas atau hasil perkawinan sendiri, sedangkan padi hibrida adalah hasil perkawinan dua indukan unggul, yang terbukti menghasilkan potensi hasil minimal 20% lebih tinggi dibandingkan padi inbrida atau lokal," ungkap Takdir.

Secara terpisah, Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi menyampaikan bahwa Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) terus membuat gebrakan pengembangan adopsi teknologi padi hibrida untuk meningkatkan produktivitas padi secara nasional, terlebih hasil produksi rakitan anak bangsa.

“Saya berharap padi hibrida dapat digunakan sebagai salah satu solusi untuk meningkatkan produktivitas padi ditengah maraknya alih fungsi lahan dan berkurangnya lahan sawah untuk pembangunan, disamping itu punya keunggulan lebih tahan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) pastinya bisa jadi alternatif pilihan petani,”  tutur Suwandi. (OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya