Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Neraca Perdagangan Juni 2020 Surplus US$1,27 Miliar

M. Ilham Ramadhan Avisena
15/7/2020 13:50
Neraca Perdagangan Juni 2020 Surplus US$1,27 Miliar
Suasana aktivitas bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (24/6).(Antara)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadinya surplus pada neraca perdagangan Indonesia pada Juni 2020 sebesar US$1,27 miliar. Surplus tersebut berasal dari kinerja ekspor yang nilainya US$12,03 miliar, lebih tinggi dari nilai impor yang sebesar US$10,76 miliar.

"Suprlus ini menggembirakan karena ekspor tumbuh dan impor juga tumbuh. Ini semoga menjadi sinyal positif pada perekonomian di bulan berikutnya," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers secara virtual, Rabu (15/7).

Nilai ekspor pada Juni 2020 yang sebesar US$12,03 miliar lebih baik dibanding Mei 2020 yang sebesar US$10,45 miliar. Dengan kata lain, secara bulanan (month to month/mtm) kinerja ekspor naik 15,09%. Sedangkan bila dilihat secara tahunan (year on year/yoy) peningkatannya mencapai 2,28% atau sebesar US$11,76 miliar pada Juni 2019.

Total nilai ekspor tersebut berasal dari nilai eskpor migas mencapai US$0,58 miliar, atau tumbuh 3,80% dari Mei 2020 yang hanya US$0,56 miliar dan ekspor non migas mencapai US$11,45 miliar, atau tumbuh 15,73% dari Mei 2020 yang sebesar US$9,89 miliar.

Sedangkan total nilai impor pada Juni 2020 yang mencapai US$10,76 miliar lebih baik dibanding Mei 2020 yang hanya US$8,44 miliar atau tumbuh 27,56%. Namun bila dilihat secara yoy, kinerja impor mengalami penurunan sebesar 6,36%. Sebab pada Juni 2019 nilai impor mencapai US$11,50 miliar.

Adapun nilai impor migas pada Juni 2020 mencapai US$0,68 miliar, tumbuh 2,98% dari Mei 2020 yang sebesar US$0,66 miliar. Pertumbuhan positif juga terjadi pada impor non migas yang mencapai US$10,09, tumbuh 29,64% dari Mei 2020 yang sebesar US$7,78 miliar.

Lebih jauh, Suhariyanto menambahkan, sinyal dari tumbuhnya neraca perdagangan Indonesia merupakan hal yang perlu didorong. Namun, aspek kesehatan tetap harus menjadi prioritas utama.

"Juni aktivitas sudah meningkat, tapi kunci pentingnya adalah tetap patuhi protokol kesehatan secara ketat dan disiplin. Tidak ada gunanya kalau kita aktivitas, protokol kesehatan tidak dijaga." ujarnya. (E-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Heryadi
Berita Lainnya