Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Prospek Membaik, Indeks dan Rupiah Menguat

(Wan/Ant/E-1)
07/7/2020 07:15
Prospek  Membaik, Indeks dan Rupiah Menguat
IHSG DITUTUP MENGUAT: Karyawan mengamati layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI),(ANTARA /Dhemas Reviyanto/pras.)

INDEKS harga saham gabungan (IHSG) pada penutupan per dagangan saham kemarin ditutup naik 15,07 poin ke posisi 4,988.87. Nilai tukar rupiah juga ditutup menguat sehingga kembali berada di bawah level 14.500 per dolar AS, tepatnya 14.490 atau menguat 0,23% jika diban dingkan dengan posisi penutupan pekan lalu di 14.523 per dolar AS.

Menguatnya indeks dan rupiah tidak lepas dari sentimen positif tren pemulihan ekonomi dunia meski pada awalnya pasar terus mencermati perkembangan kenaikan jumlah pasien covid-19.

Sebanyak 221 saham menguat, 197 saham melemah, dan 145 saham stagnan. IHSG sempat mencapai rekor tertinggi di 5.009 dan terendah 4.973. Transaksi perdagangan senilai Rp6,5 triliun.

Sektor pertambangan tertinggi sebesar 1,45% disusul pertanian 0,9%. Sektor saham yang melemah di antaranya properti sebesar 0,56%.

Menurut Direktur Anugerah Mega Investama, Hans Kwee, hal itu ada kaitannya dengan aktivitas bisnis Tiongkok yang membaik. "Ini jadi sentimen positif ke pasar," kata Hans. Analis Binaartha Sekuritas, M Nafan Aji Gusta Utama, mengatakan pasar mengapresiasi Bank Dunia yang telah menaikkan status Indonesia dari negara dengan penghasilan menengah ke bawah (middle lo wer income) menjadi mene ngah atas (upper middle in come).

"Market juga mengapresiasi kinerja indeks keyakinan konsumen (IKK) Indonesia yang meningkat menjadi 83,8 dari 77,8. Selain itu, adanya harapan bahwa ISM nonmanufactu ring PMI AS yang akan naik menjadi 50 dari 45,4," ujar Nafan.

Terkait penguatan rupiah, Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra, mengatakan aset berisiko terlihat menguat dari pagi hingga sore termasuk rupiah karena pasar kembali merespons positif potensi pemulihan ekonomi di tengah pandemi.

"Data-data ekonomi global yang dirilis pekan lalu memberikan bukti pemulihan ekonomi tersebut, seperti data tenaga kerja AS, data indeks aktivitas manufaktur AS, Tiongkok, dan Eropa," ujar Ariston.

Tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun terlihat menguat lagi, yang mengindikasikan pasar melepas aset aman ini dan masuk ke aset berisiko.

Data tenaga kerja AS pada Juni 2020 menunjukkan perbaikan melebihi ekspektasi dan data indeks aktivitas sektor jasa dan manufaktur AS, Tiongkok, dan Eropa pada Juni juga menunjukkan peningkatan melebihi ekspektasi. (Wan/Ant/E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik