Headline
RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian
Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.
PENELITI Bidang Ekonomi The Indonesian Institute Muhamad Rifki Fadilah menilai kebijakan yang dikeluarkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di sektor pariwisata selama pandemi covid-19 ini masih minim. Terutama dalam proses penyampaian sosialisasinya kepada publik.
Padahal dilihat dari kebijakan yang dikeluarkan, menurut Rifki, sudah cukup responsif untuk memitigasi sektor pariwisata. Hal ini terlihat dari kebijakan jadwal tahap-tahap pemulihan sektor pariwisata yang disesuaikan dengan proyeksi berakhirnya pandemi covid-19 yang dikeluarkan oleh Tim Gugus Tugas Covid-19.
“Hal ini dapat dilihat dari website Kemenparekraf yang hingga kajian ini dibuat, masih belum menampilkan informasi yang jelas dan detil mengenai langkah apa yang diambil oleh Kemenparekraf dalam merespons dampak Covid-19 ke sektor pariwisata,” kritiknya melalui Media Indonesia, Selasa (30/6).
Pasalnya, menurut Rifki hal ini menjadi persoalan yang cukup serius karena dapat menimbulkan fenomena informasi asimetris. Implikasi berikutnya adalah pelaku-pelaku di sektor pariwisata dan para wisatawan pun memiliki gap information dengan para pemangku kepentingan terkait.
Baca juga : Potensi Ekspor Tinggi, Porang Mulai Berkembang di Sulsel
Atas dasar ini, Rifki mengusulkan Kemenparekraf perlu memperbaiki pola komunikasi publik, misalnya dengan membuat kanal khusus mengenai informasi covid-19 dan dampaknya kepada sektor pariwisata, serta kebijakan Kemenparekraf dan evaluasi kebijakan yang sudah dijalankan selama ini.
Kemudian, untuk memasuki masa kenormalan baru, Kemenparekraf, Pemda, dan Dinas Pariwisata Daerah perlu memastikan bahwa semua tempat wisata telah bebas dari sentimen negatif covid-19.
“Salah satunya adalah dengan menyiapkan protokol dan prosedur yang detil untuk para wisatawan sebelum memulai perjalanan wisata,” tutupnya. (OL-7)
Studi terbaru mengungkapkan vaksinasi anak mengalami stagnasi dan kemunduran dalam dua dekade terakhir.
Diary, merek perawatan kulit (skin care) asal Bekasi, sukses menembus pasar Vietnam dan Jepang berkat inovasi produk, strategi digital, dan semangat pantang menyerah.
Produksi masker ini. bersamaan dengan produk lain seperti kopi, keripik udang dan coklat lokal membawa Worcas mendapatkan perhatian pasar domestik internasional.
Tahun 2020, sepasang peneliti India mengklaim lockdown global selama pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan suhu permukaan bulan.
Jumlah wisman yang datang langsung ke Bali pada Januari-November 2023 sebanyak 5.782.260 kunjungan, sementara pada periode yang sama tahun 2019 sebanyak 5.722.807 kunjungan.
KETUA Satgas Covid-19 PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Erlina Burhan mengungkapkan bahwa human metapneumovirus atau HMPV tidak berpotensi menjadi pandemi seperti yang terjadi pada covid-19.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved