Headline

RI dan Uni Eropa menyepakati seluruh poin perjanjian

Fokus

Indonesia memiliki banyak potensi dan kekuatan sebagai daya tawar dalam negosiasi.

Kebijakan Pariwisata di Masa Pandemi Dinilai Kurang Sosialisasi

Hilda Julaika
30/6/2020 21:39
Kebijakan Pariwisata di Masa Pandemi Dinilai Kurang Sosialisasi
Taman Wisata Alam Ijen dibuka selama 2 hari untuk simulasi pembukaan di masa new normal(Antara/Budei Candra Setya)

PENELITI Bidang Ekonomi The Indonesian Institute Muhamad Rifki Fadilah menilai kebijakan yang dikeluarkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) di sektor pariwisata selama pandemi covid-19 ini masih minim. Terutama dalam proses penyampaian sosialisasinya kepada publik.

Padahal dilihat dari kebijakan yang dikeluarkan, menurut Rifki, sudah cukup responsif untuk memitigasi sektor pariwisata. Hal ini terlihat dari kebijakan jadwal tahap-tahap pemulihan sektor pariwisata yang disesuaikan dengan proyeksi berakhirnya pandemi covid-19 yang dikeluarkan oleh Tim Gugus Tugas Covid-19.

“Hal ini dapat dilihat dari website Kemenparekraf yang hingga kajian ini dibuat, masih belum menampilkan informasi yang jelas dan detil mengenai langkah apa yang diambil oleh Kemenparekraf dalam merespons dampak Covid-19 ke sektor pariwisata,” kritiknya melalui Media Indonesia, Selasa (30/6).

Pasalnya, menurut Rifki hal ini menjadi persoalan yang cukup serius karena dapat menimbulkan fenomena informasi asimetris. Implikasi berikutnya adalah pelaku-pelaku di sektor pariwisata dan para wisatawan pun memiliki gap information dengan para pemangku kepentingan terkait.

Baca juga : Potensi Ekspor Tinggi, Porang Mulai Berkembang di Sulsel

Atas dasar ini, Rifki mengusulkan Kemenparekraf perlu memperbaiki pola komunikasi publik, misalnya dengan membuat kanal khusus mengenai informasi covid-19 dan dampaknya kepada sektor pariwisata, serta kebijakan Kemenparekraf dan evaluasi kebijakan yang sudah dijalankan selama ini.

Kemudian, untuk memasuki masa kenormalan baru, Kemenparekraf, Pemda, dan Dinas Pariwisata Daerah perlu memastikan bahwa semua tempat wisata telah bebas dari sentimen negatif covid-19.

“Salah satunya adalah dengan menyiapkan protokol dan prosedur yang detil untuk para wisatawan sebelum memulai perjalanan wisata,” tutupnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik