Headline
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
Pelaku perusakan dan penganiayaan harus diproses hukum.
PANGAN pokok mayoritas penduduk Indonesia adalah beras. Dengan kata lain, beras memang bahan pangan yang harus diusahakan supaya selalu tersedia di setiap rumah tangga.
Di tengah kondisi yang sedang melanda dunia, pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) selalu berinovasi dalam mengupayakan agar ketersediaan pangan khususnya beras aman disetiap daerah.
Kementan melaporkan produksi beras secara nasional hingga akhir 2020 mendatang diperkirakan masih surplus. Perkiraan ketersediaan beras tersebut didasarkan pada produksi dan kebutuhan konsumsi bulanan, serta memperhitungkan stok yang ada.
Namun begitu, tahukah provinsi mana saja penghasil beras tertinggi?. Seyogyanya Indonesia sebagai negara agraris, masyarakatnya di luar kepala mengetahuinya.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi, mengungkapkan data produksi beras 2019 dapat diperoleh dari data yang dirilis BPS. Metode perhitungan yang digunakan BPS adalah kerangka sampling area (KSA), di mana perolehan angkat produksi berasnya dengan menggunakan konversi 57,3% dari produksi padi.
“Peningkatan produksi di 10 provinsi itu tentu atas sinergi Kementerian Pertanian dan pemerintah daerah dengan semua pihak. Kementerian Pertanian telah melakukan berbagai terobosan dalam meningkatkan produksi beras, di antaranya program mekanisasi pertanian, penggunaan benih unggul, pemanfaatan lahan rawa," kata Suwandi di Jakarta, Senin (22/6).
"Pada tahun 2020 ini pun Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo tetap mengoptimalkan lahan rawa dan mempercepat masa olah lahan dan tanam,” ujar Suwandi.
Sebelumnya, Mentan Syahrul Yasin Limpo (SYL) menyatakan saat ini Kementan memiliki stategi dalam menyediaan pangan khususnya beras.
Dalam peningkatan kapasitas produksi saat ini dilakukan percepatan tanam padi pada Musim Tanam II 2020 seluas 5,6 juta ha, kemudian optimalisasi lahan rawa di Kalimantan Tengah (Kalteng).
“Kita juga melakukan penyediaan input produksi, dan penyediaan sarana dan prasarana produksi dan melakukan perluasan areal tanam baru di wilayah defisit, ,”terang Mentan.
Berikut,10 provinsi di Indonesia sebagai produsen beras tertinggi tahun 2019 berdasarkan hasil penghitungan BPS menggunakan metode KSA.
Pertama, Provinsi Jawa Tengah, dengan luas panen 1.678.479 ha menghasilkan padi 9.655.653 ton GKG atau setara 5.539.448 beras. Kedua, Provinsi Jawa Timur, dengan luas panen 1.702.426 ha menghasilkan padi 9.580.933,88 ton GKG atau setara 5.496.581 ton beras. Ketiga, Provinsi Jawa Barat, dengan luas panen 1.578.835 ha menghasilkan padi 9.084.957 ton GKG atau setara 5.212.039 ton beras.
Keempat, Provinsi Sulawesi Selatan, dengan luas panen 1.010.188 ha menghasilkan padi 5.054.166 ton GKH atau setara 2.899.575 ton beras. Kelima, Provinsi Sumatera Selatan, dengan luas panen 539.316 ha menghasilkan padi 2.603.396 ton GKG atau setara 1.493.568 ton beras.
Keenam, Provinsi Lampung, , dengan luas panen 464.103 ha menghasilkan padi 2.164.089 tin GKG atau setara 1.241.538 ton beras. Ketujuh, Provinsi Sumatera Utara, dengan luas panen 413.141 ha menghasilkan padi 2.078.901 ton GKG atau setara 1.192.665 ton beras.
Kedalapan, Provinsi Aceh dengan luas panen 310.012 ha menghasilkan padi 1.714.437 ton GKG atau setara 983.572 ton beras. Kesembilan, Provinsi Sumatera Barat, dengan luas panen 311.671 ha menghasilkan padi 1.482.996 ton GKG atau setara 850.794 ton beras. Kesepuluh, Provinsi Banten, dengan luas tanam 303.731 ha menghasilkan padi 1.470.503 ton GKG atau setara 843.627 ton beras.
Untuk diketahui, data KSA BPS mencatat produksi nasional 2019 sebesar 31,31 juta ton beras dan pada akhir Desember 2019 terdapat surplus beras dalam bentuk stok 5,90 juta ton. (OL-09)
(Kementan) menyampaikan alasan harga pupuk dunia melonjak. Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan hal itu terjadi akibat beberapa faktor
Salah satu upaya tertuang dalam acara Pelepasan Ekspor dan Business Matching pada kegiatan PADI 2025 di Agro Center Soropadan, Temanggung, Jawa Tengah.
Pemerintah menetapkan harga ayam ras hidup (livebird) minimum Rp18.000/kg berlaku nasional mulai 19 Juni 2025 untuk melindungi peternak dari kerugian.
Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementan, Arief Cahyono, mengucapkan selamat atas terpilihnya Ketua Forum Wartawan Pertanian (Forwatan) periode 2025–2028, Beledug Bantolo.
Kementerian Pertanian (Kementan) terus memperkuat komitmennya dalam mewujudkan swasembada pangan nasional melalui penguatan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah.
Kementan merumuskan lima langkah strategis bersama pelaku industri perunggasan, dengan didukung salah satunya oleh Komunitas Peternakan Unggas Nasional (KPUN).
Pemerintah tengah melakukan transformasi standar mutu dan harga eceran tertinggi (HET) beras untuk menjawab tantangan perberasan saat ini.
Pendistribusian beras cadangan pangan pemerintah pusat telah diperiksa secara langsung guna memastikan kualitas harum, warna baik.
Pemerintah resmi mengubah klasifikasi penjualan beras dari sebelumnya berdasarkan kualitas (medium dan premium) menjadi dua kategori baru.
Total proyeksi produksi beras sampai Agustus dapat mencapai 24,96 juta ton, sementara total konsumsi beras Januari-Agustus membutuhkan 20,66 juta ton.
Inspeksi bersama KPPU Kanwil I Medan, Disperindag Sumut dan Bulog menemukan produsen beras premium berhenti beroperasi akibat ketiadaan bahan baku.
Hingga saat ini tidak ditemukan indikasi beras oplosan di wilayah Kabupaten Brebes, dan kondisi tersebut akan terus dijaga.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved