Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Masuk Pasar Global, Teknik Pemasaran UKM Indonesia Perlu Diasah

Ghani Nurcahyadi
18/6/2020 21:15
Masuk Pasar Global, Teknik Pemasaran UKM Indonesia Perlu Diasah
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat berbicara di Kagama Inkubasi Bisnis XI(Dok. Kagama)

PRODUK yang dihasilkan usaha kecil menengah (UKM) di Indonesia diakui memiliki kualitas yang mumpuni. Namun, masih ada jurang pemisah yang perlu diperkecil agar produk itu bisa bersaing di pasar global.

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, salah satu masalah utama UKM Indonesia ada pada sisi pemasaran. Menurutnya, banyak UKM yang belum tahu cara memasarkan produknya di tingkat global.

Hal itu ditegaskannya dalam seminar daring (webinar) Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) Inkubasi Bisnis XI bekerja sama dengan Alibaba.com dan ATT Group, Kamis (18/6). Webinar itu mengambil tema Expanding Your Market Globally Through E-Commerce.

"Dalam kondisi seperti sekarang ini para UKM hanya mengandalkan medsos untuk menjual. Saya kira dalam pertolongan cepat mereka membutuhkan cara bagaimana untuk mengemas kembali usahanya, apa inovasinya, dan bagaimana cara menjualnya,” kata Ganjar yang juga ketua Umum PP Kagama.

Ganjar berharap dengan dukungan platform perdagangan daring (e-commerce) global seperti Alibaba.com, produk UKM Indonesia bisa semakin dikenal di pasar global dan jadi salah satu produk paling dicari di dunia.

Direktur Utama PT. Brantas Abipraya Bambang E Marsono mengatakan, UKM perlu dibantu dalam meningkatkan pangsa pasar, terutama pasar ekspor. Hal itu karena UKM terbukti mampu bertahan di tengah situasi krisis berdasarkan catatan sejarah.

Baca juga : Kemenkop Dorong Pelibatan UMKM dalam Pengadaan Barang Pemerintah

Country Director Alibaba.com untuk Indonesia Felix Yang mengatakan, peta pembeli global saat ini bergeser ke usia 18-34 tahun. Hal ini menurutnya merupakan tantangan bagi UKM Indonesia. 

“Nilai transaksi B2C (Business to Consumer) e-commerce dipersepsi lebih besar, padahal B2B (Busines to Business) enam kali lebih besar,” ujarnya.

Felix menambahkan,  pergeseran tren tersebut ditandai dengan permintaan buyer global B2B yang meningkat 65 persen dalam tiga tahun terakhir. 

“Persentase buyer B2B online mencapai 90 persen, tetapi persentase UKM B2B yang go online baru 29 persen. Ini gap yang cukup besar dan menjadi peluang besar untuk UKM mulai berjualan online,” tuturnya.

Meski demikian, sejumlah perusahaan seperti PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia dan ATT Group berkomitmen untuk turut membantu ekosistem ekspor UKM Indonesia ke pasar global. (RO/OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya