Headline
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
Penaikan belanja akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi menjadi 5,4%.
MANTAN Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengaku sudah siap untuk berdebat dengan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan.
Baca juga: Luhut Versus Said Didu, Usman Hamid: Politis
Dia pun mempersiapkan jurus dobel kepret dalam menghadapi debat. "Jurus double-kepret. Kalau Rizal Ramli kalah, dia tidak akan mengeritik pemerintah lagi. Sementara kalau RR, sapaannya menang, dia minta tim ekonomi mundur," cuit Rizal dalam akun Twitter @RamliRizal, Rabu (10/6).
Seperti dikutip dari Kompas.com, Juru Bicara Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi memastikan Luhut Pandjaitan siap berdebat Rizal Ramli.
Baca juga: Terseret Kasus Said Didu, Hersubeno Mangkir dari Panggilan
Pihak Kemenko Kemaritiman dan Investasi juga telah mengundang Rizal Ramli melalui pesan singkat untuk hadir dalam debat tersebut. Selain Rizal, dosen senior Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Djamester Simarmata juga diundang untuk mengikuti debat pada Kamis (11/6) pukul 09.30 WIB.
Sebelumnya, Rizal Ramli yang juga mantan Menteri Koordinator Perekonomian itu mengkritik kondisi utang negara. Dia juga siap untuk berdebat tidak hanya dengan Luhut melainkan seluruh jajaran menteri bidang perekonomian. (X-15)
Ketua Dewan Ekonomi Nssional (DEN) Luhut Binsar Panjaitan bersilaturahim Lebaran ke kediaman Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi) di hari pertama Lebaran, Senin (31/3).
Apakah teror itu terkait dengan penguasa? Apa pula yang seharusnya dilakukan pemerintah agar pers dan rakyat punya jaminan keamanan dan kebebasan?
Luhut Pandjaitan mengaku heran dengan penerapan Pembaruan Sistem Inti Administrasi Perpajakan (PSIAP) atau Coretax yang masih sarat bermasalah.
KETUA Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Pandjaitan turut buka suara atas bergabungnya Indonesia menjadi anggota penuh BRICS.
KETUA Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Pandjaitan menyinggung keberadaan orang-orang toxic dalam pemerintahan yang dianggap mengganggu iklim investasi di Indonesia.
Pada semester I 2024, Garuda mencatat kerugian sebesar Rp1,54 triliun. Perseroan pelat merah itu mencatatkan pembengkakan beban usaha yang besar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved