Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
INDEKS Harga Saham Gabungan (IHSG) muncul dengan tren positif di awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pagi ini, Selasa (9/6). Pada pukul 09.10 WIB berada di level 5070.56 atau naik 122.78 poin (2,48%).
Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi menyebut IHSG dibuka dengan saham-saham sektor keuangan (+4,46%) dan pertanian (+3,82%) memimpin penguatan sektoral.
Beberapa saham merangkak naik diantaranya BBNI 13,65%, BBTN 11,37% dan BMRI 8,25%. Masing-masing naik signifikan mengiringi peningkatan cadangan devisa yang sesuai ekspektasi sebesar US$130,5 miliar berbanding US$127,9 miliar di periode sebelumnya.
"Saham-saham produsen CPO kembali mengalami penguatan dengan SIMP +12,73%, AALI +6,69% dan LSIP +5,81% yang naik lebih dari lima persen setelah harga CPO Malaysia tembus 2351 permton mengiringi pengumuman pembebasan 100% atas bea keluar CPO hingga 31 Desember 2020," kata Lanjar kepada Media Indonesia, Selasa (9/6).
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) cooling down dengan melemah tipis ke level Rp13.885 per dolar AS. Sehingga investor asing tercatat net sell tipis sebesar Rp44.02 miliar.
"Leader BBRI, BBCA, BMRI, BBNI, UNVR. Laggard TPIA, TOWR, MDKA, AMRT, INPP, " ucapnya.
Baca juga: Wall Street Menguat, Nasdaq Sentuh Rekor Tertinggi
Menurutnya secara teknikal IHSG break out resistance psikologis 5.000 sebagai konfirmasi penguatan lanjutan menuju upper bollinger bands di kisaran 5.120 dan frekuensi 161,8% kelevel 5.300.
"Indikator stochastic dan RSI mulai menjenuh pada area overboght akan menjadi signal pemberat pergerakan IHSG selanjutnya sehingga kami perkirakan secara teknikal IHSG akan bergerak cenderung cukup berat mencoba bertahan pada zona positif dengan support resistance 4.944-5.080," ungkap Lanjar.
Saham-saham yang dapat dicermati secara teknikal di antaranya; AKRA, HMSP, INCO, MEDC, LSIP, SIMP, HOKI, dan INDY.
Indeks Nikkei (-0,07%) turun tipis sedangkan TOPIX (+0,09%) mencoba bertahan pada zona hijau meskipun ekuitas berjangka AS naik serta wallstreet optimis pada perdagangan tadi malam.
Investor masih berhati-hati pada fase profit taking setelah mengalami minggu optimistis karena adanya pelonggaran lockdown dan stimulus pendukung pemulihan ekonomi global.
Harga minyak naik 1,5% pagi ini ke level U$$38,74 per barrel setelah bergerak terkoreksi lebih dari tiga persen pada perdagangan sebelumnya setelah Arab Saudi mengatakan tidak akan melanjutkan pembatasan tambahan pada produksinya setelah bulan Juni.
"Secara sentimen IHSG berpeluang menjenuh dan berpotensi bergerak berfluktuasi dibayangi aksi ambil untung," tandasnya. (A-2)
IHSG berpotensi melanjutkan penguatan pada perdagangan Kamis, 17 Juli 2025. Hal ini didorong oleh sentimen positif dari kebijakan suku bunga acuan BI dan tarif impor AS.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu pagi dibuka menguat 48,06 poin atau 0,67% ke posisi 7.188,53.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa 15 Juli 2025, diperkirakan mengalami koreksi sementara atau pullback ke kisaran 7.055.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin, 14 Juli 2025, diprediksi bergerak menguat dengan ditopang faktor-faktor domestik.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 10 Juli 2025, dibuka menguat 22,35 poin atau 0,32% ke posisi 6.966,27.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), pada Kamis 10 Juli 2025, diperkirakan bergerak menguat Penguatan bisa terjadi karena didorong sentimen global.
Nota Kesepahaman ini menandai langkah signifikan menuju pemahaman yang lebih mendalam tentang pasar masing-masing.
Lembaga Pengelola Investasi atau Indonesia Investment Authority (INA) berhasil menarik Foreign Direct Investment (FDI) sebesar Rp13,8 triliun di 2024.
PT Danareksa (Persero) atau Holding BUMN Danareksa memperkuat komitmennya dalam mendukung pembangunan nasional.
Menghadapi dinamika global, Pertamina komitmen terhadap prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dan keberlanjutan jangka panjang.
PAKAR Hukum menilai pemanggilan investor ritel Nyoman Tri Atmaja (Niyo) oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tanpa adanya pendampingan pengacara sudah sesuai prosedur.
Pemangkasan suku bunga acuan BI dari 5,5% menjadi 5,25% pada Juli 2025 adalah langkah tepat untuk menggerakkan konsumsi domestik dan investasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved