Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Sentimen New Normal Dongkrak Rupiah

Despian Nurhidayat
05/6/2020 05:46
Sentimen New Normal Dongkrak Rupiah
Ilustrasi(Medcom.id/Annisa Aayu Artanti)

SENTIMEN positif yang muncul terkait dinamika global dan lokal dinilai mendongkrak penguatan nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta sepekan terakhir.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta mengatakan dinamika global pun memunculkan sentimen relatif positif untuk aset berisiko.

“Ekspektasi pemulihan ekonomi yang lebih cepat karena dibukanya kembali perekonomian di beberapa negara di tengah pandemi memberikan sentimen positif ke aset berisiko, termasuk rupiah,” ujar Ariston.

Apalagi, negara-negara besar di zona Euro dan Amerika Serikat masih akan mengeluarkan stimulus besar yang bisa mempercepat pemulihan.

Sentimen positif dari dalam negeri, menurut Ariston, datang dari rencana penerapan tatanan kenormalan baru alias new normal yang ikut mendongkrak nilai tukar. Keadaan itu dinilainya telah menjadi secercah harapan baru untuk kembali memperbaiki keterpurukan perekonomian pascapenerapan lockdown di sejumlah negara dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Indonesia.

“Dengan pembukaan kembali ekonomi ini, diharapkan ekonomi yang sebelumnya terpuruk karena lockdown bisa mulai bertumbuh kembali,” sambungnya.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) perlahan, tapi pasti dilaporkan mengalami tren penguatan sejak awal perdagangan,
Selasa (2/6). Pada awal perdagangan bulan Juni ini, rupiah di pasar spot menguat 0,12% dan berada di angka 14.505 per dolar AS.

Sehari berselang, rupiah pun kembali menguat 1,38% menjadi 14.218 per dolar AS dan pada penutupan Rabu (3/6) rupiah menguat sangat tajam menjadi 14.096 per dolar AS.

Kemarin, rupiah dibuka melemah 0,07% menjadi 14.105 per dolar AS pada perdagangan pagi. Namun, pada penutupan, rupiah menguat ke posisi 14.095.

Kencenderungan yang sama juga terlihat pada pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang terus bertahan di zona hijau selama tiga hari terakhir. Pada perdagangan Kamis (4/6) pukul 09.00 WIB, IHSG dibuka menguat 0,48% atau 23,67 poin ke posisi 4.964,68.

Sesuai prediksi, Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan bahwa IHSG kemarin naik terbatas dengan area support dan resistan di rentang 4.900 hingga 5.000.

Analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta Utama juga mengatakan IHSG menunjukkan sinyal positif berdasarkan indikator, MACD, Stochastic, dan RSI.

Pasar modal

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso menyampaikan bahwa pasar saham Indonesia telah berangsur
membaik. Dia menyebut IHSG telah bergerak stabil sejak Mei 2020 hingga perdagangan kemarin.

“(Kondisi) di pasar saham sudah cukup positif, bahkan hari ini, detik ini, kami lihat levelnya, indeksnya 4.996 tadi pagi sudah menembus 5.000. Mudah-mudahan ini akan recover dan normal,” ungkapnya dalam video conference, kemarin.

Wimboh menambahkan, menurut data OJK, transaksi yang dilakukan investor asing telah melakukan aksi bersih atau net buy senilai Rp8 triliun sepanjang Mei kemarin.

“Pada Mei sudah ada net buying sebesar Rp8 triliun. Di pasar SBN juga ada net buying sebesar Rp7,07 triliun, itu per Mei kemarin,” sambung Wimboh.

Atas dasar itu, Wimboh menyampaikan bahwa situasi pasar modal semakin membaik dan kondusif setelah sebelumnya sempat mengalami tekanan hingga ke angka 4.500. (Ant/X-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya