Headline
Pemerintah tegaskan KPK pakai aturan sendiri.
INDEKS Harga Saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu pagi, bergerak menguat mendekati tingkat psikologis 5.000.
Pada pukul 09.15 WIB, IHSG menguat 89,53 poin atau 1,85% ke posisi 4.937,04. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak naik 18,47 poin atau 2,46% menjadi 767,99.
"Kami optimistis IHSG hari ini berpeluang naik terbatas mengikuti pergerakan bursa global," tulis Tim Riset Samuel Sekuritas dalam laporan yang di Jakarta, Rabu (3/6).
Bursa saham AS pada perdagangan semalam ditutup menghijau. Indeks Dow Jones naik 1,05%, S&P500 terangkat 0,82%, dan Nasdaq menguat 0,59%.
Penguatan terjadi setelah adanya optimisme bertumbuhnya ekonomi setelah adanya pembukaan aktivitas ekonomi di AS. Para pelaku pasar juga optimis pemerintah AS dan The Fed akan melakukan berbagai cara guna menstimulus ekonominya.
Baca juga: Presiden: Pertumbuhan Ekonomi tak Boleh Merosot Lebih Dalam
Selain itu, tensi perseteruan AS-Tiongkok sedikit mereda setelah beredar kabar BUMN Tiongkok membeli sekurang-kurangnya 3 kargo kedelai AS.
Di sisi lain, penguatan indeks masih terbebani kerusuhan yang masih terjadi, serta presiden AS Donald Trump mengungkapkan keinginannya untuk menurunkan tentara guna meredam aksi demonstrasi.
Dari pasar komoditas, harga minyak Brent semalam naik 2,7% dan WTI naik 3,9%. Penguatan karena dua sentimen utama. Yang pertama adalah pelonggaran lockdown di sejumlah negara yang berpotensi mendorong konsumsi minyak.
Sedangkan faktor kedua adalah pertemuan OPEC+ pada 4 Juni yang akan membahas pengurangan produksi minyak 10% atau sekitar 9,7 barel per hari oleh negara-negara yang tergabung dalam OPEC+.
Untuk pasar domestik, sentimen negatif datang dari proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 sebesar nol persen oleh Bank Dunia. Prediksi tidak tumbuhnya ekonomi Indonesia dikarenakan PSBB untuk memutus rantai penularan wabah covid-19 dinilai akan membuat aktivitas ekonomi terhenti.
Faktor lain adalah konsumsi rumah tangga turun dikarenakan banyaknya PHK oleh para pelaku industri serta turunnya harga komoditas utama Indonesia.
Catatan Bank Dunia, skenario terburuk jika PSBB dilakukan empat bulan secara penuh, maka ekonomi Indonesia akan turun 3,5%.
Bursa saham regional pagi ini antara lain indeks Nikkei menguat 321,15 poin atau 1,44% ke 21.646,76, indeks Hang Seng naik 273,93 poin atau 1,14% menjadi 24.269,87, dan indeks Straits Times menguat 56,74 poin atau 2,17% ke 2.668,37. (A-2)
IHSG berpotensi melanjutkan penguatan pada perdagangan Kamis, 17 Juli 2025. Hal ini didorong oleh sentimen positif dari kebijakan suku bunga acuan BI dan tarif impor AS.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu pagi dibuka menguat 48,06 poin atau 0,67% ke posisi 7.188,53.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Selasa 15 Juli 2025, diperkirakan mengalami koreksi sementara atau pullback ke kisaran 7.055.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin, 14 Juli 2025, diprediksi bergerak menguat dengan ditopang faktor-faktor domestik.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis, 10 Juli 2025, dibuka menguat 22,35 poin atau 0,32% ke posisi 6.966,27.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), pada Kamis 10 Juli 2025, diperkirakan bergerak menguat Penguatan bisa terjadi karena didorong sentimen global.
Nota Kesepahaman ini menandai langkah signifikan menuju pemahaman yang lebih mendalam tentang pasar masing-masing.
Lembaga Pengelola Investasi atau Indonesia Investment Authority (INA) berhasil menarik Foreign Direct Investment (FDI) sebesar Rp13,8 triliun di 2024.
PT Danareksa (Persero) atau Holding BUMN Danareksa memperkuat komitmennya dalam mendukung pembangunan nasional.
Menghadapi dinamika global, Pertamina komitmen terhadap prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dan keberlanjutan jangka panjang.
PAKAR Hukum menilai pemanggilan investor ritel Nyoman Tri Atmaja (Niyo) oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tanpa adanya pendampingan pengacara sudah sesuai prosedur.
Pemangkasan suku bunga acuan BI dari 5,5% menjadi 5,25% pada Juli 2025 adalah langkah tepat untuk menggerakkan konsumsi domestik dan investasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved