Headline

Setelah melakoni tenis dan olahraga di gym, aktor Christoffer Nelwan kini juga kerajingan padel.

Fokus

Keputusan FIFA dianggap lebih berpihak pada nilai komersial ketimbang kualitas kompetisi.

BPS: 51,36 Juta Orang Berpartisipasi dalam Sensus Daring

M. Ilham Ramadhan Avisena
02/6/2020 14:40
BPS: 51,36 Juta Orang Berpartisipasi dalam Sensus Daring
Seorang warga mengisi data diri melalui gawai saat berpartisipasi dalam Sensus Penduduk 2020 secara daring.(ANTARA FOTO/Wahyu Putro A)

KEPALA Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengungkapkan, sebanyak 51,36 juta orang atau 19,05% dari total 270 juta masyarakat Indonesia telah berpartisipasi dalam sensus penduduk daring. Respon masyarakat tersebut dinilai patut untuk diapresiasi.

"Dengan memperhatikan bahwa ini adalah kali pertama sensus penduduk daring dilakukan di Indonesia, saya harus bilang kepedulian masyarakat Indonesia terhadap data sangat luar biasa, saya ucapkan terima kasih sebesar-besarnya," tuturnya dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (2/6).

BPS, imbuh Suhariyanto, akan mengolah data sensus penduduk daring yang telah ditutup pada 29 Mei 2020 tersebut. Pengolahan data dilakukan untuk membuat daftar penduduk berdasarkan satuan lingkungan kewilayahan penduduk.

Data itu diperlukan untuk mengidentifikasi siapa saja penduduk yang telah melakukan sensus secara daring dan yang belum melakukannya. Itu bertujuan guna mempermudah petugas dalam mencari penduduk yang belum masuk datanya ke dalam data BPS.

"Rancangannya, kalau covid ini berlalu pada September 2020, petugas sensus didampingi RT setempat untuk membagikan kuesioner. Tidak ada wawancara, masyarakat kita minta untuk mengisi kuesioner yang dibagikan dan diambil kembali oleh petugas setelah seslai diisi," jelas Suhariyanto.

Ia menuturkan, karena adanya pandemi covid-19 dan dialihkannya anggaran untuk penanganan pandemi, maka jumlah petugas sensus yang semula ditargetkan dibuka untuk 400 ribu orang lebih harus dikurangi menjadi 247 ribu orang.

Karena covid-19 pula, mekanisme perekrutan dan pelatihan petugas sensus akan dilakukan secara virtual. Itu sesuai dengan protokol kesehatan pemerintah yang mengharuskan adanya pengurangan aktivitas tatap muka demi mencegah penyebaran virus.

Perekrutan petugas sensus penduduk tetap dilakukan lantaran jumlah pegawai BPS yang hanya 16 ribu orang tidak dapat melaksanakan sensus secara efektif. Oleh karenanya dibutuhkan tenaga bantuan untuk mempermudah proses pendataan dalam sensus secara konvensional.

Nantinya petugas sensus akan memverifikasi terlebih dulu mana saja penduduk yang telah melakukan sensus secara daring di tiap wilayah didampingi ketua RT atau ketua satuan wilayah terkait. Setelahnya, penduduk yang belum mengikuti sensus daring akan dibagikan kuesioner.

"Jadi efisiensi anggaran dan covid-19, tata kelola yang kita susun diawal banyak perubahan dan kita menyesuaikan dengan tetap menerapkan protokol kesehatan," pungkas Suhariyanto.

Sebagai informasi, sensus penduduk daring yang dimulai sejak 15 Februari 2020 sedianya berakhir pada 31 Maret 2020. Akan tetapi karena adanya pandemi covid-19 dan penetapan masa kedaruratan bencana nasional yang ditetapkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga 29 Mei 2020, maka BPS mengikuti keputusan tersebut.

Awalnya, sensus konvensional akan dilakukan pada Juli 2020, namun karena diperpanjangnya tenggat waktu sensus daring, maka pelaksanaan sensus konvensional ikut dimundurkan menjadi September 2020. Sensus konvesnional tersebut akan dilakukan selama satu bulan penuh.

Sensus penduduk tersebut nantinya dapat digunakan sebagai parameter demografi dan indikator sosial lain yang akan dilakukan pada tahun mendatang. (OL-4)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Akhmad Mustain
Berita Lainnya