Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
SEKTOR manufaktur mengalami tantangan sekaligus lompatan besar di era kemajuan teknologi, atau disebut era industri 4.0.
Presiden RI Joko Widodo telah meluncurkan peta jalan Making Indonesia 4.0 pada 2018, yang menjadi acuan strategi dan arah revitalisasi sektor manufaktur. Terdapat lima sektor industri yang menjadi tulang punggung, yaitu industri makanan dan minuman (mamin), tekstil dan pakaian, otomotif, kimia dan farmasi, serta elektronik.
Dalam lima tahun terakhir, realisasi investasi di sektor manufaktur mencapai Rp 1.348,9 triliun. Sektor utama yang paling diminati adalah industri makanan dengan nilai investasi mencapai Rp 293,2 triliun, atau dengan persentase 21,7% dari total investasi.
Baca juga: 30 Juta Pekerja Sektor Properti Terancam Pandemi
Kemudian, disusul industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatan dengan nilai investasi Rp 266,7 triliun. Adapun industri kimia dan farmasi berada pada peringkat ketiga dengan investasi mencapai Rp 243,9 triliun.
Plt Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM, Farah Indriani, mengatakan sektor manufaktur berpotensi besar untuk lebih meningkat. Dengan kemajuan teknologi dan internet, proses produksi akan lebih efisien.
Selain itu, Indonesia juga memiliki keunggulan dari letak geografis dan pasar domestik. Sehingga, dapat dijadikan hub manufaktur di wilayah Asia Tenggara. “Angka ini menjadi refleksi bahwa tidak bisa dipungkiri pasar domestik adalah magnet investasi. Khususnya industri mamin. Hanya industri makanan yang porsi PMDN-nya lebih besar dari PMA,” ungkap Farah dalam keterangan resmi, Selasa (26/5).
Meski data realisasi investasi sektor industri makanan pada lima tahun terakhir menunjukkan fluktuasi, namun secara rata-rata mengalami kenaikan sebesar 3% per tahun. Sektor industri tersebut juga berada pada peringkat teratas untuk total realisasi investasi sekunder.
Baca juga: Kemenperin: Pandemi Guncang 60% Industri di Tanah Air
Pada 2017, industri makanan mencapai puncak tertinggi dengan total investasi Rp 64,8 triliun. Sementara itu, realisasi investasi industri logam dasar dalam lima tahun terakhir tidak selalu teratas, namun menunjukkan potensi besar dengan rata-rata pertumbuhan 11% per tahun.
“Kenaikan investasi di industri logam dasar juga merupakan sinyal bahwa pembangunan industri di Tanah Air berjalan dengan cepat. Indonesia tetap dipercaya investor, baik dalam maupun luar negeri," pungkas Farah.
Sepanjang 2015-triwulan I 2020, total realisasi investasi industri makanan tercatat Rp 293,2 triliun, industri logam dasar sebesar Rp 266,7 triliun, industri kimia dan garmasi Rp 243,9 triliun, industri mineral nonlogam Rp 109,3 triliun, serta industri kendaraan bermotor dan alat transportasi lain Rp 106,4 triliun.(OL-11)
INDUSTRI otomasi di Indonesia belakangan ini semakin berkembang seiring dengan kebutuhan berbagai sektor untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas.
Industri manufaktur dalam negeri masih mengalami tekanan di tengah dinamika ekonomi global dan banjirnya impor produk jadi di pasar domestik.
Data resmi menunjukkan angka kecelakaan kerja yang melibatkan peralatan berat masih jadi perhatian serius.
Inovasi ini hadir sebagai respons terhadap kebutuhan industri atas alat berat yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Batas minimum tingkat komponen dalam negeri (TKDN) 25% memberikan karpet merah bagi produk-produk impor.
ANGGOTA Komisi VII DPR RI, Ilham Permana menyatakan keprihatinannya anjlonya manufaktur dan risiko serbuan produk impor.
Wamen Investasi Todotua Pasaribu kunjungi Tiongkok untuk jajaki kerja sama kemaritiman. Zhenghui Group rencanakan investasi tahap awal USD100 juta di Sulawesi Barat.
Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Todotua Pasaribu mengapresiasi kolaborasi antara PT Sat Nusapersada dengan Lenovo Indonesia.
Pengurusan izin usaha di Tanah Air masih membutuhkan waktu hingga 65 hari. Berbeda jauh dengan negara-negara maju dalam memproses izin bisnis.
Kepala BKPM RosanPerkasa Roeslani menuturkan dalam waktu dekat Badan Pengelola (BP) Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) akan diresmikan.
BKPM aktif menjemput bola investasi imbas perang tarif yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.
Kami juga mendorong BTS dan TCI untuk menarik lebih banyak investor yang menjadi offtaker produk mereka, sehingga tercipta ekosistem industri timah yang berkelanjutan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved