Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
KEMENTERIAN Perindustrian (Kemenperin) membuat terobosoan dengan menciptakan alat pengolahan limbah cair berbasis biologi yang diberi nama PLANET-2020 (Pollution Prevention based on Anaerobic-Aerobic-Wetland Integrated Technology 2020).
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Doddy Rahadi mengatakan PLANET-2020 adalah penggunaan mikroorganisme (bakteri) untuk menguraikan air limbah, karena bakteri mempunyai kemampuan memproses bahan organik yang terdapat di dalam limbah menjadi sumber makanan dan energi.
"Limbah yang sudah diuraikan oleh bakteri akan mengalami penurunan kadar pencemar sehingga memenuhi baku mutu lingkungan dan aman dikembalikan ke lingkungan," kata Doddy melalui keterangannya, Kamis (21/5).
Inovasi teknologi PLANET-2020 meliputi tiga unit pengolahan limbah yang dirancang dari unit anaerobik, aerobik dan wetland yang dimodifikasi sesuai kebutuhan.
Unit anaerobik sendiri merupakan modifikasi dari sistem anaerobik konvensional, yaitu menggunakan aliran air up flow yang dikombinasikan dengan sistem resirkulasi.
Baca juga : PGN dan Pertamina EP Tandatangani Surat Perjanjian
Sedangkan, unit aerobik menggunakan sistem lumpur aktif, untuk unit wetland menggunakan sistem horizontal subsurface constructed wetland yang diresirkulasi.
Integrasi dari ketiga unit dapat menurunkan bahan pencemar organik hingga lebih dari 95%, amoniak hingga 80% dan fosfat sebesar 70%.
"Kelebihan yang dimiliki oleh PLANET-2020, antara lain kemampuan degradasi polutan (zat pencemar) mencapai 90-98%, lebih tinggi dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) berbasis kimia yang mencapai 80-90%, atau dibandingkan IPAL berbasis biologi konvensional (80-90%)," jelasnya.
PLANET-2020 sendiri tidak membutuhkan lahan yang begitu luas, menggunakan energi listrik yang lebih hemat, dan menggunakan bahan kimia yang jauh lebih sedikit.
Alat tersebut merupakan langkah Kemenperin untuk mewujudkan pembangunan industri nasional yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.
“Pembangunan industri hijau mengedepankan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan, sehingga selaras dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan memberi manfaat bagi masyarakat,” tutupnya. (OL-7)
"Iya 200 lebih, detailnya tanya ke Kemenperin. Kalau kami hanya memantau apakah perusahaan itu melaksanakan mekanisme protokol pencegahan Covid-19 atau tidak."
Masih ada perusahaan yang tidak masuk daftar pengecualian, tetapi tetap beroperasi. Sanksi tegas pun diberikan apabila perusahaan itu masih membandel.
"Ya (dicabut). Toh hanya kurang lebih 1 bulan saja. Kecuali produksi bahan-bahan yang memang diperlukan saat pandemi ini," kata Abdul Azis.
"Ini masalah komunikasi. Seharusnya Kemenperin yang mengikuti pemprov karena pemprov yang memegang komando di daerah itu."
Jumlah perusahaan yang beroperasi selama penerapan PSBB di Jakarta pun semakin bertambah.
Diketahui, ada 200 lebih perusahaan yang mendapatkan izin dari Kemenperin. Hal ini lah, sebut Zita yang bisa membuat pembatasan sosial gagal.
Pisahkan pakaian dengan pewarna alami ampas kopi dengan pakaian lainnya.
Ketika dikawinkan dengan bakteri, ampas kopi dapat disulap menjadi lembaran elastis mirip material kulit yang diberi nama M-Tex Coffee Leather.
Pemilik kebun kopi yakin produksi kopi akan baik jika lingkungan pun terjaga dan tak tercemar oleh limbah.
Keputusan Sari Priskila mengolah limbah kayu adalah kunci perjalanan Madam Retro dalam dunia furnitur. Produk dekorasi rumah bergaya antik dan klasik itu mulai berjalan pada 2016.
dampak negatif dari efek rumah kaca yaitu kondisi yang membahayakan bumi dan sudah terasa sejak tahun 80an dan hingga kini semakin besar dampaknya
“Melalui kolaborasi ini, kita ingin menunjukkan bahwa limbah sehari-hari dapat menjadi sesuatu yang bernilai,”
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved