Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Kemenperin Buat Teknologi Pengolahan Limbah Cair Berbasis Biologi

M. Iqbal Al Machmudi
21/5/2020 17:05
Kemenperin Buat Teknologi Pengolahan Limbah Cair Berbasis Biologi
Teknologi pengolahan limbah cari berbasis biologi(Dok. Kemenperin)

KEMENTERIAN Perindustrian (Kemenperin) membuat terobosoan dengan menciptakan alat pengolahan limbah cair berbasis biologi yang diberi nama PLANET-2020 (Pollution Prevention based on Anaerobic-Aerobic-Wetland Integrated Technology 2020).

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Doddy Rahadi mengatakan PLANET-2020 adalah penggunaan mikroorganisme (bakteri) untuk menguraikan air limbah, karena bakteri mempunyai kemampuan memproses bahan organik yang terdapat di dalam limbah menjadi sumber makanan dan energi.

"Limbah yang sudah diuraikan oleh bakteri akan mengalami penurunan kadar pencemar sehingga memenuhi baku mutu lingkungan dan aman dikembalikan ke lingkungan," kata Doddy melalui keterangannya, Kamis (21/5).

Inovasi teknologi PLANET-2020 meliputi tiga unit pengolahan limbah yang dirancang dari unit anaerobik, aerobik dan wetland yang dimodifikasi sesuai kebutuhan.

Unit anaerobik sendiri merupakan modifikasi dari sistem anaerobik konvensional, yaitu menggunakan aliran air up flow yang dikombinasikan dengan sistem resirkulasi.

Baca juga : PGN dan Pertamina EP Tandatangani Surat Perjanjian

Sedangkan, unit aerobik menggunakan sistem lumpur aktif, untuk unit wetland menggunakan sistem horizontal subsurface constructed wetland yang diresirkulasi.

Integrasi dari ketiga unit dapat menurunkan bahan pencemar organik hingga lebih dari 95%, amoniak hingga 80% dan fosfat sebesar 70%.

"Kelebihan yang dimiliki oleh PLANET-2020, antara lain kemampuan degradasi polutan (zat pencemar) mencapai 90-98%, lebih tinggi dari Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) berbasis kimia yang mencapai 80-90%, atau dibandingkan IPAL berbasis biologi konvensional (80-90%)," jelasnya.

PLANET-2020 sendiri tidak membutuhkan lahan yang begitu luas, menggunakan energi listrik yang lebih hemat, dan menggunakan bahan kimia yang jauh lebih sedikit.

Alat tersebut merupakan langkah Kemenperin untuk mewujudkan pembangunan industri nasional yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.

“Pembangunan industri hijau mengedepankan efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan, sehingga selaras dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan memberi manfaat bagi masyarakat,” tutupnya. (OL-7)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya