Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Masalah kesehatan mental dan obesitas berpengaruh terhadap kerja pelayanan.
PERGERAKAN Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan pekan ini Kamis (30/4) bergerak nyaman di zona hijau.
Dari hasil pantauan pada pukul 09.01 WIB, IHSG naik 1,65% atau 75,15 poin ke posisi 4.642,47. Adapun indeks saham LQ45 juga ikut menguat 2,56% atau 17,40 poin ke posisi 697,87.
Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi memang memprediksi IHSG hari ini menguat, tapi dalam perjalannya dikatakan bahwa IHSG akan mengalami fluktuasi yang cukup besar.
"Pada perdagangan selanjutnya, IHSG berpotensi menguat terbatas dengan fluktuasi pergerakan yang cukup besar," kata Lanjar dilansir dari riset hariannya.
Menurutnya, area support dan resistance indeks saham bakal berada di rentang 4.539 hingga 4.880.
Sementara itu, riset Valbury Sekuritas melihat adanya potensi rupiah yang dapat kembali apresiasi dan potensi penguatan harga minyak dunia sinyal dari harga WTI.
"Sisi lain, faktor long weekend bisa mengganjal sentimen tersebut. IHSG diperkirakan bergerak mixed dengan potensi naik terbatas," tulis Valbury Sekuritas.
Baca juga: Dolar AS Jatuh Setelah Fed Tahan Suku Bunga Acuan
Sentimen pasar dalam negeri akan melihat kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia (BI) yang telah melakukan langkah dengan medorong likuiditas ke pasar uang, namun upaya tersebut belum memberikan dampak signifikan terhadap kondisi ekonomi nasional.
BI telah melakukan pelonggaran kuantitatif (Quantitative Easing/QE) mencapai Rp503,8 triliun. Bahkan, BI akan menambah likuditas sebesar Rp117,8 triliun pada awal Mei 2020.
Di mana Likuiditas Rp117,8 triliun itu berasal dari penurunan GWM rupiah 200 bps senilai Rp102 triliun dan tidak mewajibkan perbankan menambah giro untuk memenuhi rasio intermediasi makroprudensial selama 1 tahun Rp15,8 triliun.
Dari likuiditas Rp503,8 triliun yang telah dikucurkan. Selain Rp117,8 triliun yang bakal terkucur di awal Mei 2020, BI telah menginjeksi Rp386 triliun sejak Januari-April 2020. Kebijakan moneter yang dikeluarkan BI tidak bisa langsung menyasar sektor riil karena diperlukan stimulus percepatan yang dilakukan oleh pemerintah.
Sementara itu, sentimen pasar dari luar negeri yakni dari kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang memangkas dana untuk lembaga penelitian nirlaba yang melakukan riset tentang penularan covid-19 antara kelelawar dan manusia.
Pemangkasan dilakukan sehubungan kabar tidak berdasar yang mengaitkannya dengan sebuah lembaga penelitian di Wuhan, Tiongkok. Pemangkasan itu muncul setelah ada kabar yang belum pasti, menuduh EcoHealth Alliance mengirimkan dana hibah yang didapat dari pemerintah AS sebesar US$3,7 juta untuk mendanai Institut Virologi Wuhan.
Institut Virologi Wuhan menjadi target teori konspirasi tidak berdasar yang mengklaim bahwa virus itu secara tidak sengaja dibocorkan ke masyarakat. Institut Virologi Wuhan telah membantah peran dalam menyebarkan virus korona baru, meskipun administrasi Trump telah membawa perhatian pada teori konspirasi dalam beberapa pekan terakhir. (A-2)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Senin, 28 Juli 2025, dibuka menguat 87,25 poin atau 1,16% ke posisi 7.630,75.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI), pada Rabu 23 Juli 2025, dibuka menguat 47,67 poin atau 0,65% ke posisi 7.392,41.
Para pelaku pasar makin optimistis memandang pasar saham sehingga membuka peluang bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melanjutkan penguatannya.
Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang menguat di awal pekan ini, Senin (21/7).
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat kinerja positif pada perdagangan saham selama sepekan pada periode 14–18 Juli 2025.
IHSG berpotensi melanjutkan penguatan pada perdagangan Kamis, 17 Juli 2025. Hal ini didorong oleh sentimen positif dari kebijakan suku bunga acuan BI dan tarif impor AS.
Kegiatan tersebut menjadi bagian dari komitmen terutama mendorong literasi rupiah yang inklusif dan kontekstual di tingkat daerah.
Jadi, sebutnya, kegiatan ini sangat penting agar ke depan perumusan kebijakan di daerah secara umum terkait ekonomi, terutama terkait inflasi dapat dilakukan akurat.
PT Dupoin Futures Indonesia secara resmi terdaftar sebagai Pelaku Derivatif Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing (PUVA) di bawah pengawasan Bank Indonesia.
Pelaksanaan ERB 2025 secara resmi ditandai dengan pelepasan KRI Hasan Basri-382 dari Pelabuhan Batu Ampar, Batam, Senin (22/7).
GUBERNUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyatakan pihaknya melihat ruang untuk melanjutkan penurunan suku bunga acuan (BI Rate) guna mendorong pertumbuhan kredit.
Pemangkasan suku bunga acuan BI dari 5,5% menjadi 5,25% pada Juli 2025 adalah langkah tepat untuk menggerakkan konsumsi domestik dan investasi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved