IHSG Masih Lesu, Menanti Membaiknya Harga Acuan Minyak Mentah

Despian Nurhidayat
22/4/2020 10:25
IHSG Masih Lesu, Menanti Membaiknya Harga Acuan Minyak Mentah
Pembukaan perdagangan Rabu (22/4) pada pukul 09.00 WIB, IHSG turun 0,34% atau 15,29 poin ke posisi 4.486,63.(MI/ADAM DWI)

PERGERAKAN Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Rabu (22/4) masih terlihat lesu dan mempertahankan posisi di zona merah layaknya dua hari kemarin.

Dari hasil pantauan pada pukul 09.00 WIB, IHSG turun 0,34% atau 15,29 poin ke posisi 4.486,63. Sementara itu, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 juga bergerak turun 0,55% atau 3,7 poin menjadi 663,93.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan kembali melemah pada hari ini. Adapun indeks akan bergerak di kisaran 4.443-4.747.

Analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta Utama mengatakan, berdasarkan indikator, MACD berpotensi membentuk pola dead cross di area negatif. Sementara itu, Stochastic dan RSI bergerak menurun di area netral.

"Di sisi lain, terlihat pola downward bar yang mengindikasikan adanya pelemahan lanjutan pada pergerakan IHSG sehingga berpeluang menuju ke area support terdekat," ungkap Nafan dalam risetnya, Rabu (22/4).

Berdasarkan rasio fibonacci, support pertama maupun kedua memiliki range pada level 4.443,63 hingga 4.318,10. Sementara itu, resistance pertama maupun kedua memiliki range pada 4.569,63 hingga 4.747,88.

Baca juga: Wallstreet Ikut Anjlok Terimbas Harga Minyak

Di lain pihak, riset Valbury Sekuritas menilai bahwa IHSG berpeluang untuk menguat. Hal ini karena tekanan bagi pasar yang kemungkinan besar mereda akibat membaiknya harga minyak acuan West Texas Intermediate (WTI).

"Membaiknya kembali harga berjangka minyak acauan WTI, dapat mengindikasikan tekanan bagi pasar bisa mereda. Kendati ketidakpastian pasar oleh pendemi covid-19 tetap membayangi. Diperkirakan IHSG bergerak mixed, terbuka peluang untuk menguat," tulis Valbury Sekuritas dalam riset hariannya.

Seperti yang diketahui pandemi covid-19 telah mengakibatkan harga minyak pertama kali dalam sejarahnya diperdagangan kisaran negatif. Harga kontrak berjangka minyak mentah dunia turun hingga negatif untuk pengiriman Mei yang kontraknya akan berakhir pada perdagangan Selasa.

Minyak mentah berjangka (WTI) untuk pengiriman Mei turun lebih dari 100% dan menetap di kisaran negatif US$ 37,63/barel, yang berarti produsen akan membayar pedagang untuk mengambil minyak dari tangan mereka.

Harga minyak untuk kontak Mei jatuh dalam karena pengiriman banyak dibekukan akibat lockdown sebagai dampak dari pengendalian covid-19. 

Satu-satunya pembeli minyak berjangka untuk kontrak itu adalah entitas yang ingin secara fisik menerima pengiriman minyak seperti kilang atau maskapai penerbangan.

"Sedangkan untuk kontrak bulan berikutnya masih diperdagangkan di atas US$ 20/barel. Penurunan harga minyak telah mengoyahkan pasar saham global serta imbas bagi IHSG. Namun, dengan mulai terjadi apresiasi atas harga berjangka minyak WTI, diperkirakan dampak tekanan pasar dari faktor ini bisa mereda," lanjut Valbury Sekuritas.

Baca juga: Emas Berjangka Jatuh Terimbas Harga Minyak

Sementara itu, dari dalam negeri sentimen pasar mulai mengalihkan perhatian kepada Kementerian Keuangan yang menganggarkan Rp 405,1 triliun untuk menanggulangi wabah corona. Anggaran fantastis ini dialokasikan di tengah ancaman penurunan pendapatan negara.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, pendapatan APBN 2020 akan mengalami penurunan 10% dibandingkan tahun sebelumnya. Sisi lain, pemerintah tengah menyiapkan stimulus tambahan sebesar Rp150 triliun untuk diberikan kepada masyarakat kelas menengah. Stimulus ini sebagai bantuan dampak covid-19 yang menekan perekonomian di Indonesia.

Standard & Poor’s Global Ratings (S&P) mempertahankan peringkat kredit Indonesia pada posisi BBB dengan perubahan outlook dari stabil ke negatif. Peringkat tersebut mencerminkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kuat dan kebijakan Pemerintah yang adaptif dan responsive terhadap perubahan kondisi. (A-2)

 

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya