Headline

Bartega buka kegiatan belajar seni sambil piknik, ditemani alunan jazz, pun yang dikolaborasikan dengan kegiatan sosial.

Fokus

Sekitar 10,8 juta ton atau hampir 20% dari total sampah nasional merupakan plastik.

Bank Diminta Tetap Salurkan Kredit

Hilda Julaika
14/4/2020 08:30
Bank Diminta Tetap Salurkan Kredit
Ekonom senior Chatib Basri(Antara/Widodo S Jusuf)

Ekonom senior Chatib Basri mengimbau sektor perbankan agar terus menyalurkan kredit kepada perusahaan terutama pelaku usaha mikro
kecil dan menengah (UMKM) di tengah pandemi virus korona baru atau covid-19.


“Penting bagi sektor perbankan untuk terus memberikan kredit,” katanya dalam diskusi publik secara daring di Jakarta,
kemarin.

Chatib mengatakan hal tersebut harus dilakukan sebagai upaya dalam rangka mengurangi potensi adanya pengangguran dalam jumlah besar ketika wabah covid-19 telah berakhir.

“Kalau kita tidak mendukung perusahaan, terutama usaha kecil menengah, mereka akan bangkrut lalu akan ada pengangguran besar-besaran,” ujarnya.

Di sisi lain, Chatib tidak menepis bahwa jika kredit tetap disalurkan, kredit bermasalah atau noan performing loan (NPL) akan meningkat, terutama pada bank skala kecil.


Oleh sebab itu, peran pemerintah sangat diperlukan untuk menekan tingginya NPL seperti melalui kebijakan restrukturisasi kredit dalam Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2020.

“Masalahnya ialah jika kita memberikan kredit, kita akan berakhir dengan NPL yang tinggi. Oleh sebab itu, pemerintah harus mulai masuk untuk memberi dukungan,” katanya.

Dalam kaitan penanganan covid-19, Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mendukung usulan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) agar pemerintah menambah stimulus saat ini dari Rp405 triliun menjadi Rp1.600 triliun.

Pendiri Indef yang juga Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB Didin S Damanhuri  mengatakan stimulus hingga sekitar 10% persen dari produk domestik bruto (PDB) dalam penanganan Covid-19 juga telah dilakukan berbagai negara.
  
"Termasuk juga dilakukan oleh negara yang PDB-nya lebih kecil dari Indonesia yaitu Thailand. Negara maju umumnya 10 persen dari PDB seperti Prancis, Inggris maupun Jerman dan bahkan AS," katanya.

"Kalau disetujui, anggaran kesehatan, jaminan sosial dan UMKM harus jadi fokus utama," tandas Didin. 

Restrukturisasi Kredit

PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) telah melakukan  restrukturisasi  kredit kepada 134 ribu pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang terdampak Covid-19. 


Corporate Secretary BRI Amam Sukriyanto menjelaskan, restrukturisasi tersebut dilakukan sejak 16 Maret hingga 31 Maret 2020.

"BRI telah melakukan restrukturisasi terhadap lebih dari 134 ribu pelaku UMKM yang terdampak COVID-19 di Indonesia. Dengan nilai plafond pinjaman yang direstrukturisasi mencapai Rp 14,9 Triliun," ujarnya melalui keterangan resmi yang Media Indonesia terima, Senin (13/4).

Skema restrukturisasi yang diberikan BRI untuk masing masing debitur berbeda disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi. Namun, dengan catatan usahanya masih memiliki prospek yang baik dan secara personal debitur memiliki itikad baik atau kooperatif.

Tak hanya memberikan relaksasi semata, BRI juga memiliki berbagai program lain untuk tetap mendukung pertumbuhan para
pelaku UMKM di tengah kondisi saat ini.


“Program tersebut di antaranya pendampingan dan konsultasi bisnis oleh lebih dari 38 ribu relationship manager, membantu menjual produk UMKM melalui Indonesia mall, menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan virtual, serta juga melalui penyaluran berbagai jenis program CSR BRI,” pungkas Amam. (Ant/ E-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Raja Suhud
Berita Lainnya