Headline
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Pertambahan penduduk mestinya bukan beban, melainkan potensi yang mesti dioptimalkan.
Ketegangan antara Thailand dan Kamboja meningkat drastis sejak insiden perbatasan
"Sama halnya ketersediaan tempat tidur rumah sakit sama mengkhawatirkannya. Semua tujuan mudik utama di bawah rerata nasional," ungkapnya.
WARGA yang ingin mudik ke kampung halaman di saat pandemi virus korona (covid-19) diingatkan mengenai daya dukung rumah sakit (RS) di daerah yang masih rendah. Apalagi, di daerah di luar Jabodetabek.
Dikhwatirkan jika gelombang mudik ke daerah terjadi, bukan saja menambah luas penyebaran tetapi juga menimbulkan persoalan baru terkait daya dukung rumah sakit yang sangat terbatas.
Ekonom Faisal Basri melalui tulisannya di blog faisalbasri.com, memperlihatkan kondisi daya dukung rumah sakit di daerah khususnya terkait ketersediaan tenaga dokter, perawat, bidan, dan jumlah tempat tidur rumah sakit.
Baca juga: Kenaikan HPP Diharapkan Bisa Memperbaiki Kesejahteraan Petani
Kata dia, jumlah dokter per 1.000 penduduk di Indonesia sangat sedikit dan jauh lebih rendah ketimbang negara-negara tetangga.
Ekonom Faisal Basri. (Antara)
Untuk jumlah perawat dan bidan, Indonesia hanya lebih baik dibandingkan Vietnam dan Iran. "Maka Tak terbayangkan jika penyebaran kian merata ke seluruh provinsi mengingat daya dukung kita sangat terbatas," katanya.
Dijelaskan dia, jumlah dokter per 10.000 penduduk di semua tujuan mudik utama di bawah rerata nasional, dengan Jawa Barat yang paling parah.
Baca juga: Ingin Beroperasi Saat PSBB, Perusahaan Harus Kantongi Izin
Bukan hanya itu jumlah perawat (tidak termasuk bidan) per 10.000 penduduk, Jawa Barat menduduki peringkat terbawah. Jawa Timur dan Lampung di bawah rerata nasional, sedangkan Jawa Tengah sama dengan rerata nasional.
"Sama halnya ketersediaan tempat tidur rumah sakit sama mengkhawatirkannya. Semua tujuan mudik utama di bawah rerata nasional," ungkapnya.
Dengan kondisi ini kata dia pemudik diminta mengurungkan niat kembali ke kampung halaman. Dengan kondisi itu, kata dia, bisa dibayangkan betapa akan tunggang langgang daerah-daerah tujuan utama mudik jika mengalami ledakan wabah covid-19 yag dibawa oleh pemudik dari pusat episentrum Jabodetabek.
"Semoga catatan ini bisa menjadi peringatan para pemudik," tukasnya. (X-15)
Nimbus berada pada kategori VUM, artinya sedang diamati karena lonjakan kasus di beberapa wilayah, namun belum menunjukkan bukti membahayakan secara signifikan.
KEPALA Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan Ishaq Iskanda, Sabtu (21/6) mengatakan Tim Terpadu Dinas Kesehatan Sulawesi Selatan (Sulsel) menemukan satu kasus suspek Covid-19.
Peneliti temukan antibodi mini dari llama yang efektif melawan berbagai varian SARS-CoV, termasuk Covid-19.
HASIL swab antigen 11 jemaah Haji yang mengalami sakit pada saat tiba di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, menunjukkan hasil negatif covid-19
jemaah haji Indonesia untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala penyakit pascahaji. Terlebih, saat ini ada kenaikan kasus Covid-19.
Untuk mewaspadai penyebaran covid-19, bagi jamaah yang sedang batuk-pilek sejak di Tanah Suci hingga pulang ke Indonesia, jangan lupa pakai masker.
Presiden Joko Widodo mengaku bingung dengan banyaknya istilah dalam penangan covid-19, seperti Pembatasan Sosial Berskala Besar hingga Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat.
Demi membantu UMKM untuk bangkit kembali, influencer Bernard Huang membuat gerakan yang diberi nama PSBB atau Peduli Sesama Bareng Bernard dii Kota Batam.
Kebijakan itu juga harus disertai penegakan hukum yang tidak tebang pilih, penindakan tegas kepada para penyebar hoaks, dan jaminan sosial bagi warga terdampak.
Dari jumlah tes tersebut, sebanyak 20.155 orang dites PCR hari ini untuk mendiagnosis kasus baru dengan hasil 6.934 positif dan 13.221 negatif.
Untuk menertibkan masyarakat, tidak cukup hanya dengan imbauan. Namun harus dibarengi juga dengan kebijakan yang tegas dalam membatasi kegiatan dan pergerakan masyarakat di lapangan.
Epidemiolog UI dr.Iwan Ariawan,MSPH, mengungkapkan, untuk menurunkan kasus Covid-19 di Indonesia, sebenarnya dibutuhkan PSBB seperti tahun 2020 lalu.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved