Headline

Setnov telah mendapat remisi 28 bulan 15 hari.

Sri Mulyani Lantik Kepala BKF dan Dirut LMAN

M. Iqbal Al Machmudi
03/4/2020 16:14
Sri Mulyani Lantik Kepala BKF dan Dirut LMAN
Dengan menggunakan masker, Menteri Keuangan, Sri Mulyani, melantik Kepala BKF dan Direktur Utama LMAN.(Dok. Kemenkeu)

MENTERI Keuangan, Sri Mulyani, melantik dua pejabat penting di internal Kementerian Keuangan. Febrio Nathan Kacaribu diangkat sebagai Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) dan Basuki Purwadi memegang jabatan Direktur Utama Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).

Febrio menggantikan Suahasil Nazara, yang sebelumya ditunjuk sebagai Wakil Menteri Keuangan oleh Presiden Joko Widodo. Ani, sapaan akrabnya, menekankan butuh langkah yang responsif dan antisipatif dalam situasi krisis yang disebabkan pandemi covid-19.

“Responsif untuk mengatasi berbagai permasalahan akibat pandemi covid-19. Antisipatif untuk merespon kondisi terkini dengan berbagai bauran kebijakan, hingga beberapa tahun ke depan”, kata Ani, seusai pelantikan di Jakarta Pusat, Jumat (3/4).

Baca juga: Imbas Covid-19, Sri Mulyani: Dunia Hadapi Krisis Kemanusiaan

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menyebutkan tantangan yang perlu diantisipasi dari tugas dan tanggung jawab sebagai Kepala BKF, yaitu krisis kesehatan yang mengguncang ekonomi global.

”Hal ini sangat berimbas pada kondisi makro dan postur APBN. Ketika keadaan ekonomi menjadi genting, yang diperlukan adalah pengelolaan kebijakan yang efektif. Sehingga dampak serta biaya melewati situasi sulit dapat diminimalisasi,” pungkas Ani.

Adapun pesan Ani kepada Febrio ialah agar BKF bisa memperkirakan ekonomi ke depan. Sehingga, APBN tetap berfungsi menjadi katalis kebijakan strategis dalam upaya menjaga stabilitas ekonomi.

”Di tengah masifnya persoalan kesehatan, kita harus tetap memperhatikan pembangunan sumber daya manusia, penyederhanaan birokrasi, penyederhanaan regulasi dan transformasi ekonomi,” pungkasnya.

Baca juga: ADB: Melambat Akibat Covid-19, Ekonomi Indonesia mulai Pulih 2021

Diketahui, peran BKF sangat diperlukan untuk mengoptimalkan rasio pajak di tengah kebijakan fiskal yang akomodatif bagi dunia usaha. Hal ini menuntut BKF lebih inovatif dan kreatif. ”Gap dari sisi administrasi perpajakan contohnya, merupakan area eksplorasi yang penting di tengah banyak relaksasi kebijakan fiskal,” imbuh Ani.

Dalam pelantikan tersebut, dia juga berpesan kepada Basuki selaku Dirut LMAN yang baru. Bahwasanya aset negara merupakan salah satu instrumen fiskal yang sangat penting. Dalam kondisi pelemahan ekonomian global, penting untuk mengoptimalkan aset negara dengan cara out of the box, kreatif dan mumpuni.

“Hal itu untuk dapat memberikan peningkatan nilai tambah aset yang dikelola. Tidak hanya dari sisi penerimaan atau manfaat finansial, namun juga harus didorong untuk memberikan manfaat sosial ekonomi bagi masyarakat,” tutupnya.(OL-11)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya