​​​​​​​Gubernur BI: Nilai Tukar Rupiah Saat Ini Sudah Memadai

Despian Nurhidayat
01/4/2020 15:16
​​​​​​​Gubernur BI: Nilai Tukar Rupiah Saat Ini Sudah Memadai
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo(ANTARA/PUSPA PERWITASARI)

GUBERNUR Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa di tengah pandemi covid-19, Indonesia perlu memikirkan sebuah antisipasi. Dalam hal ini dikatakan bahwa beberapa pihak memang sudah memprediksikan terjadinya resesi terhadap negara-negara yang terdampak covid-19.

Resesi tentunya akan berdampak pula pada pelemahan nilai tukar mata uang di masing-masing negara. Untuk Indonesia sendiri kemungkinan terburuk yang terjadi ialah nilai tukar rupiah yang diprakirakan akan mencapai Rp17.500-Rp20.000 per dolar AS.

Namun, Perry menegaskan bahwa itu hanya menjadi skenario terburuk jika resesi benar-benar terjadi. Untuk saat ini, dia menegaskan bahwa nilai tukar rupiah masih aman.

"Tadi disampaikan skenario berat kurs Rp17.500 per dolar atau yang sangat berat Rp20.000 per dolar itu akan kita antisipasi supaya tidak terjadi. Dalam hal ini saya sebagai Gubernur Bank Indonesia menyatakan bahwa tingkat rupiah saat ini sudah memadai," ungkapnya dalam video conference, Rabu (1/4).

Perlu diketahui bahwa pada Rabu (1/4) pukul 10:37 WIB, nilai tukar rupiah berada pada posisi Rp16.380 per dolar AS. Ini menunjukkan adanya pelemahan rupiah sebesar 0,49% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya. Secara year-to-date, rupiah terdepresiasi 18,01% di hadapan greenback.

Baca juga: Cegah Ekonomi Memburuk, Pemerintah Siapkan Skenario Khusus

Menurut Perry, pada masa pandemi covid-19 ini pembalikan modal atau capital outflow menjadi salah satu faktor pelemahan nilai tukar rupiah. Bukan hanya Indonesia saja, hal ini dikatakan juga terjadi di seluruh dunia.

"Ini didorong oleh kepanikan global akibat cepatnya pewabahan covid-19 di berbagai dunia. Dalam konteks ini kami menyediakan dolar di spot dan juga DNDF (Domestic Non Deliverable Forward) maupun pembelian SBN (Surat Berharga Negara) dari pasar sekunder, sejauh ini kami sudah membeli SBN dari pasar sekunder sejumlah Rp166 triliun," lanjut Perry.

Sebagai gambaran, selama periode covid-19 yakni 20 Januari sampai 30 Maret 2020, terjadi capital outflow di portfolio investasi Indonesia yang jumlahnya mencapai Rp167,9 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari SBN 153,4 triliun dan saham sebesar Rp13,4 triliun.

Perry menegaskan bahwa BI bersama Kementerian Keuangan dan OJK berkoordinasi untuk bersama-sama menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, pasar saham dan juga pasar SBN. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya