Headline

Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.

Fokus

Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.

Kementan Siap Kembangkan 10 Ribu Hektare Padi Kaya Gizi

Mediaindonesia.com
17/3/2020 10:20
Kementan Siap Kembangkan 10 Ribu Hektare Padi Kaya Gizi
Pada tahun ini, Kementerian Pertanian mulai melakukan kegiaan biofortifikasi seluas 10 ribu hektare di sembilan provinsi.(Istimewa)

ANTISIPASI penanganan stunting salah satunya dapat dengan pengembangan padi biofortifikasi. Biofortifikasi pada padi dilakukan dengan perakitan varietas padi sehingga menghasilkan padi yang kaya gizi. 

Dr. Untung Susanto, pemulia padi dari  Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BBP Padi) menjelaskan bahwa salah satu hasil biofortifikasi tersebut adalah padi varietas Inpari IR Nutri Zinc yang mengandung zinc sebanyak 29,54 ppm, lebih tinggi 7 ppm dibandingkan kandungan zinc dalam Ciherang.  

Pada tahun ini, Kementerian Pertanian (Kementan) mulai melakukan kegiaan biofortifikasi seluas 10 ribu hektare di sembilan  provinsi.

Bambang Sugiharto, Direktur Serealia Ditjen Tanaman Pangan menyebutkan kegiatan tersebut akan dilaksanakan di  kabupaten dengan prevalensi stunting tertinggi.  Sembilan provinsi tersebut adalah Riau, Lampung, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Barat, NTB, Gorontalo, Maluku dan Papua.

 “Bahkan bila memungkinkan, kegiatan akan diperluas tidak hanya untuk 10 ribu hektare dan meningkat setiap tahunnya, sehingga pada tahun 2024 akan tertanam lebih dari 200 ribu hektare (ha),” tambah Bambang.

Menurut Bambang, salah satu titik kritis dalam pengembangan padi biofortifikasi ini adalah ketersediaan benih sumber, terlebih hingga saat ini hanya ada satu varietas padi yang tersedia untuk mendukung penurunan angka stunting, yaitu varietas Inpari IR Nutri Zinc.

“Menindaklanjuti hal tersebut kami lakukan workshop penyediaan dan pemanfaatan benih padi biofortifikasi. Maksudnya supaya dapat menghubungkan antara sumber benih, penangkaran benih dan wilayah pengembangan,” ujar Bambang.  

Terkait penyediaan benih, Dina, Kepala Sub Bagian Direktorat Padi Tadah Hujan dan Lahan Kering menyebut benih sumber di BBP PadiI telah didistribusikan ke beberapa produsen benih dan BPTP. 

“Nanti di bulan Maret dan April di Jawa Tengah telah siap masing-masing 35 ton benih Inpari IR Nutri Zinc yang dapat digunakan di lahan seluas 2.800 hektare (ha), di Kalimantar Barat telah siap 9 ton untuk penanaman seluas 360 ha dan di Lombok Timur siap untuk di tanam di  lahan seluas 100 ha.  Secara keseluruhan, untuk penanaman 10 ribu hektar benih label biru akan siap untuk penanaman pada Juni – September 2020 dan disiapkan pula benih untuk tahun 2021,” lanjut Dina.  

Dengan bantuan pemerintah berupa benih, pupuk dan pestisida, maka penanaman minimal 10 ribu hektare padi biofortifikasi untuk mengatasi stunting akan sukses terlaksana sehingga dihasilkan beras dengan kandungan Zn yang tinggi. 

Selanjutnya, Dina berharap beras yang dihasilkan harus dapat dikonsumsi oleh masyarakat di daerah stunting, melalui sinkronisasi dengan program bantuan kementerian lain.  

Sebagai informasi Kerdil (stunting) pada anak mencerminkan kondisi gagal tumbuh pada anak Balita (usia di bawah 5 tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis, sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi kronis ini, khususnya mineral zinc atau seng terjadi sejak bayi dalam kandungan hingga usia dua tahun. 

Indonesia merupakan salah satu negara dengan prevalensi stunting yang cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara berpendapatan menengah lainnya. Situasi ini jika tidak diatasi dapat mempengaruhi kinerja pembangunan Indonesia baik yang menyangkut pertumbuhan ekonomi, kemiskinan dan ketimpangan. (OL-09)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Deri Dahuri
Berita Lainnya