Sesi Siang, Rupiah dan Indeks Kompak Melemah

Raja Suhud VHM
28/2/2020 13:35
Sesi Siang, Rupiah dan Indeks Kompak Melemah
Aktivitas warga saat menukarkan uang di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta.(ANTARA/Dhemas Reviyanto)

MENUTUP perdagangan pada sesi Jumat (28/2) siang, rupiah dan indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) kompak melemah.

Kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat (28/2) menunjukkan rupiah melemah menjadi Rp14.234 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.018 per dolar AS.

Adapun IHSG terkapar di level 5.311 atau melemah sebesar 223 point atau 4.04%.

Pelemahan rupiah dan indeks terjadi seiring beralihnya investor ke aset investasi berisiko rendah atau safe haven karena khawatir dampak wabah COVID-19.

"Sentimen kelihatannya masih belum membaik. Tekanan terhadap aset berisiko karena peningkatan penyebaran wabah Virus Corona di luar China, masih besar," kata Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Jumat (28/2).

Baca juga: Pergerakan IHSG Akhir Pekan Tertekan Aksi Jual

Tingkat imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun juga terus merosot, bahkan sempat menyentuh 1,235% yang merupakan level terendah sepanjang masa.

"Ini mengindikasikan banyak yang membeli obligasi tersebut untuk mengamankan nilai aset," ujar Ariston.

Ariston memprediksi rupiah hari ini masih berpotensi tertekan di kisaran Rp14.000 per dolar AS hingga Rp14.100 per dolar AS.

"Rupiah berpotensi melemah karena belum ada sentimen baru," katanya.

Adapun terhadap perdagangan saham di bursa saham, seorang pelaku pasar mengatakan pemerintah perlu memerintahkan agar BP Jamsostek dan Taspen sebagai pengelola dana investasi jumbo masuk ke pasar.

"Ini untuk memberikan keyakinan ke pelaku pasar bahwa pasar ada yang menyangga. Jadi investor ritel tidak ikut-ikutan panik," ujarnya.

Sebagai informasi, BP Jamsostek saat ini memiliki dana kelolaan sebesar Rp418 triliunan. Adapun PT Taspen memiliki aset saat ini mencapai Rp231,87 triliun.

Pada saat gejolak ekonomi di 2008 dan 2013 lalu, para pengelola dana investasi jumbo ini menjadi penahan kejatuhan bursa. Demikian juga para BUMN diminta melakukan buy back saham yang mereka miliki. (Ant/OL-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya