Headline

Dalam suratnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan masih membuka ruang negosiasi.

Fokus

Tidak semua efek samping yang timbul dari sebuah tindakan medis langsung berhubungan dengan malapraktik.

Tarif Ojek Daring Diprediksi Naik Rp500/Km

(Hld/E-2)
28/1/2020 04:45
Tarif Ojek Daring Diprediksi Naik Rp500/Km
Pengemudi ojek daring (online)( MI/ BARY FATHAHILAH)

KEMENTERIAN Perhubungan memperkirakan kenaikan tarif ojek daring atau ojek online (ojol) tak lebih dari 25% dari tarif yang berlaku saat ini, yakni Rp2.000 per kilometer.

Direktur Angkutan Jalan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Ahmad Yani mengatakan pihaknya telah membuat simulasi kenaikan sehingga tarif baru diperkirakan menjadi Rp2.500/km.

"Kemarin perhitungan kami naik menjadi Rp2.500/km. Nantinya hasil perhitungan ini diajukan ke Dirjen Perhubungan Darat terlebih dahulu. Baru didiskusikan dengan aplikator, asosiasi ojol, dan Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)," papar Ahmad Yani di Bandara Sokarno-Hatta, Tangerang, Banten, kemarin.

Ia menambahkan, pihaknya juga akan meminta masukan dari masyarakat atas usulan besaran tarif baru ojol itu.

"Akan ada negosiasi dengan perwakilan dari masyarakat juga. Masyarakat sebagai pengguna menjadi pertimbangan yang sangat penting di sini. Ini penting untuk mengantisipasi kemungkinan pengalihan moda transportasi jika tarif dinilai terlalu mahal," ucap Yani.

Faktor penumpang pun tengah disuarakan Asosiasi Driver Ojol Garda Indonesia. Melalui Ketua Presidium Garda, Igun Wicaksono, pengemudi ojol berharap penaikan tarif itu tak lebih dari 10%.

Yani mengakui diskusi soal besaran penaikan itu berlangsung alot. Pihaknya akan segera menggelar diskusi lanjutan dengan perusahaan penyedia aplikasi transportasi daring, pengemudi transportasi daring, juga YLKI.

"Kita besok akan diskusi dengan teman-teman aplikator, YLKI, dan perwakilan dari asosiasi pengemudi. Kita bahas dulu, pembahasannya alot," ungkapnya.

Adapun opsi penyesuaian tarif ojol yang baru, menurut Yani, bisa naik, tetap, atau bahkan turun.

Ia mengambil contoh wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) yang dari sudut pandang pengemudinya menginginkan adanya penaikan tarif. Namun, di luar Jabodetabek, pengemudi ojol justru berharap tidak ada penaikan tarif.

"Ya, harapan kita win-win solution. Saya tidak tahu di pembahasan nanti bisa naik atau tetap. Pokoknya kita tunggu hasil pembahasan," tandasnya. (Hld/E-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik