Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
DIREKTUR Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Tri Wahyudi Saleh menegaskan kasus turun mutu pada 20 ribu ton beras perseroan bukan karena kebijakan impor yang dilaksanakan akhir 2018.
"Masih ada sekitar satu juta ton beras dari luar negeri. Itu aman, kok. Kondisinya masih baik," ujar Tri kepada Media Indonesia, Selasa (10/12).
Persoalan beras busuk yang melanda gudang Bulog sedianya terjadi karena kebijakan pemerintah. Sebagaimana diketahui, Perum Bulog setiap tahun diminta untuk menyerap jutaan ton beras.
Pada 2017, perseroan diminta menyerap 3,7 juta ton beras. Pada 2018, target serapan ditetapkan 2,7 juta ton dan tahun ini sebanyak 1,5 juta ton.
Ketika di hulu, Bulog dipaksa menyerap sebanyak-banyaknya. Sementara di hilir, pemerintah malah menutup pintu penyaluran beras yang selama ini menjadi andalan yakni beras sejahtera (rastra).
Berdasarkan data Bulog, penyaluran rastra terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada 2015, jumlah rastra yang tersalur mencapai 3,26 juta ton. Turun menjadi 2,79 juta ton pada 2016 dan kembali merosot tipis ke 2,55 juta ton pada 2017.
Baca juga: Stok Beras Rusak Diduga Lebih dari 20.000 Ton
Penurunan signifikan terjadi pada 2018 ketika penyaluran hanya 1,21 juta ton dan untuk tahun ini ditetapkan hanya 350 ribu ton.
Penurunan penyaluran tersebut terjadi tidak lain karena dimunculkannya Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT) yang akhirnya menghapus rastra. Dalam kebijakan baru tersebut, Bulog tidak dijadikan sebagai penyalur utama.
Perseroan harus bersusah payah bersaing dengan perusahaan-perusahaan beras lain di seluruh Indonesia.
"Sejak 2017 mulai uji coba BPNT. Penyaluran kita dari situ mulai berkurang. Kita sudah disuruh beli, serap, serap, serap. Tapi kalau penyaluran ditutup, keluarnya kecil, kan jadi masalah," tuturnya.
Selain itu, bencana banjir di berbagai daerah juga menjadi faktor utama lainnya yang memicu turunnya mutu beras di gudang-gudang Bulog.
Keberadaan beras impor yang masih mencapai satu juta ton, lanjut Tri, malah memperkuat stok di tengah kondisi kemarau panjang yang melanda Indonesia di hampir sepanjang semester kedua tahun ini.
"Hujan baru datang Desember kan. Harusnya kita dari Oktober sudah tanam. Sekarang di pantura olah tanah saja belum. Artinya, panen akan mundur. Bisa-bisa April-Mei baru panen besar. Sampai saat itu tiba, kita andalkan persediaan di gudang dan beras impor malah memperkuat stok kita," jelas Tri.(OL-5)
Jumlah stok beras masih akan bertambah, karena pada pekan depan akan tiba beras sebanyak 35 ribu ton
Kalaupun ada kekurangan biasanya Bulog Subdivre Cianjur menutupinya dengan pasokan dari daerah lain
Bulog sebagai institusi pengelolaan persediaan, distribusi, dan pengendalian harga beras, mengambil beberapa langkah.
Selama Januari, Bulog Cirebon sudah menggelontorkan 3.700 ton beras SPHP melalui berbagai jaringan
Penyaluran beras CPP dipastikan sesuai mekanisme, sehingga bantuannya tepat sasaran.
KELANGKAAN beras medium dan premium terjadi selama sepekan terakhir di sejumlah minimarket di Jawa Barat (Jabar). Konsumen terus mendapati kosongnya rak-rak beras.
Benarkah hukum masih dijadikan alat pemukul dan sarana penindas? Betulkah ada yang meng-order Kejagung untuk menerungku Tom?
Jika nilai tukar dolar AS terus meningkat, perajin tahu harus mencari strategi agar produksi tidak terhenti.
Citroën merupakan merek pertama dan satu-satunya di Indonesia yang saat ini memperoleh persetujuan keikutsertaan program BEV dan fasilitas impor
PULUHAN ribu ton garam rakyat di Cirebon, Jawa Barat, saat ini hanya menumpuk di tempat penyimpanan.
DUA negara superpower, Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok, kini tengah menghadapi tekanan ekonomi yang amat berat.
MEMASUKI usia ke-79 setelah merdeka, ada banyak tantangan yang harus dihadapi bangsa Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved