Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
FINALISASI tinjauan fasilitas sistem tarif preferensial umum (Generalized System of Preference/GSP) oleh Amerika Serikat (AS) bagi Indonesia diharapkan dapat dilaksanakan pada Desember mendatang
Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga mengungkapkan, pada pekan lalu, ia bersama Wakil Menteri Luar Negeri Mahendra Siregar telah bertemu perwakilan United States Trade Representatif (USTR) untuk membahas poin-poin akhir terkait tinjauan GSP.
"Kami sudah bahas secara teknis terkait langkah-langkah penyelesaian GSP. Apa saja yang kira-kira masih dibutuhkan untuk penyelesaian, kami akan dukung sepenuhnya," ujar Jerry di kantornya, Jakarta, Senin (25/11).
USTR, lanjut dia, sangat menyambut baik setiap respon atau masukan yang diutarakan pemerintah Indonesia.
Baca juga: Edukasi Investasi dan Bisnis untuk Komunitas
Ia menyebut pihak AS sangat konstruktif dan menyadari pentingnya fasilitas tersebut bagi kedua negara.
Jerry mengatakan, dengan memberikan kembali manfaat GSP kepada Indonesia, keuntungan juga akan didapatkan AS terutama dari sisi pelaku usaha.
Pasalnya, mereka akan mendapatkan barang-barang yang sebagian besar merupakan bahan baku produksi dengan harga yang murah dan kualitas baik.
"Jadi ini adalah win-win solution bagi dua negara. Manfaat akan dirasakan oleh kedua belah pihak," tuturnya.
Saat ini, masih terdapat tiga item yang tengah dalam tahap penyelesaian yakni tentang reasuransi, lisensi impor, dan lokalisasi data.
"Tapi semuanya tinggal sedikit lagi, sudah tahap akhir dan ini progres yang baik," lanjut dia.
Diharapkan, tinjauan fasilitas itu akan bisa dirampungkan dan disimpulkan pada Desember ketika Menteri Perdagangan Agus Suparmanto berkunjung ke 'Negeri Paman Sam'.
Pada 2018, ekspor Indonesia ke AS yang menggunakan fasilitas GSP mencapai US$2 miliar dengan komoditas utama yang menjadi andalan berupa tas, perhiasan emas, ban truk dan bis, kabel, dan alat musik.
Angka itu dipastikan akan meningkat pada 2019 lantaran AS mencabut status eligibilitas GSP bagi India, Turki, dan Thailand.
Secara total, pada 2018, nilai ekspor Indonesia ke AS mencapai US$18,43 miliar. Artinya, penjualan barang yang sudah memanfaatkan GSP ialah sekitar 12%. (OL-2)
Pelepasan ekspor ini merupakan bagian dari strategi nasional untuk memperkuat ekonomi biru melalui integrasi digital, keberlanjutan, dan kolaborasi lintas sektor.
Jumlah ekspor gula kelapa kristal atau gula semut sebanyak 18,5 ton senilai US$35 ribu
MENTERI Perdagangan (Mendag) Budi Santoso memantau harga dan pasokan barang kebutuhan pokok (bapok) di Pasar Kebon Kembang, Bogor, Jawa Barat pada Rabu, (26/3).
KEMENTERIAN Perdagangan (Kemendag) mendukung peningkatan volume dan nilai ekspor produk sarang burung walet Indonesia ke Tiongkok.
Kemendag mengimbau para pelaku usaha pengemas (repacker) minyak goreng Minyakita untuk mematuhi ketentuan.
MENTERI Perdagangan (Mendag), Budi Santo mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki potensi waralaba yang sangat besar.
Kunjungan ke Batam ini bertepatan dengan peringatan ke-5 Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia (IA-CEPA).
DUTA Besar Turki untuk Indonesia Talip Kucukcan dan Anggota Parlemen Majelis Agung Turki Serkan Bayram menyambangi NasDem Tower, DPP Partai NasDem, Jakarta, pada Jumat, (13/6).
Kesepakatan IEU-CEPA menjadi peluang strategis bagi Indonesia melakukan pengalihan perdagangan di tengah dinamika kebijakan tarif impor Amerika Serikat (AS)
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bertemu United States Trade Representative Jamieson Greer dalam MCM OECD 2025 di Paris untuk memperkuat kerja sama perdagangan.
Investasi Indonesia ke Amerika Serikat bisa menjadi salah satu pilihan menghadapi kebijakan tarif resiprokal presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memandang nilai perdagangan bilateral Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) berpotensi menembus US$120 miliar.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved