Headline
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
DPR setujui surpres pemberian amnesti dan abolisi.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
Diharapkan terdapat dukungan pendanaan dari Kementerian Keuangan agar program tersebut tidak tersendat di tengah jalan.
KEMENTERIAN Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) merilis relaksasi terkait dengan program Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT).
Dalam kebijakan relaksasi tersebut di antaranya menyangkut pelonggaran persyaratan uang muka atau downpayment (DP) dari 5% menjadi 1%.
Asosiasi Pengembang Perumahan Realestat Indonesia (REI) menyambut positif relaksasi itu. Wakil Sekretaris Jenderal DPP REI Bambang Eka Jaya menuturkan kebijakan tersebut dapat mendukung sektor properti, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
"DP 1% itu pernah dibicarakan dengan Pak Menteri Basuki sekitar dua bulan yang lalu. Kebijakan Kementerian PU-Pera selama ini selalu kondusif dan mendukung, khususnya kepada sektor MBR, bahkan kebijakan hunian berimbang 1:2:3 juga sudah dipermudah," tutur Bambang kepada Media Indonesia, kemarin.
Meski begitu, dirinya mengingatkan kepada pemerintah bahwa kebijakan positif itu harus dapat dilaksanakan dengan baik. Soalnya, persoalan selama ini berada pada implementasi di lapangan.
Bambang mengharapkan pemerintah dapat melakukan sosialisasi secara langsung tentang kebijakan relaksasi itu kepada pihak terkait, khususnya di daerah. Selain itu, terdapat dukungan pendanaan dari Kementerian Keuangan agar program tersebut tidak tersendat di tengah jalan.
Kebijakan relaksasi lain pada BP2BT, yaitu pengurangan masa menabung dari enam bulan menjadi tiga bulan, perpanjangan masa berlaku surat keputusan penerima manfaat BP2BT dari 20 hari menjadi 30 hari, dan kemudahan persyaratan sertifikat laik fungsi (SLF) sebelum akad kredit menjadi surat pernyataan kelaikan fungsi bangunan rumah dari pengkaji teknis, pengawas konstruksi, atau manajemen konstruksi.
Diperlukan
Relaksasi sejumlah kebijakan di bidang properti mutlak diperlukan. Ini berdasarkan Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia yang mengindikasikan pertumbuhan harga properti residensial di pasar primer pada triwulan III 2019 masih terbatas.
Hal ini tecermin dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada triwulan III 2019 yang masih tumbuh terbatas sebesar 0,50% (qtq) jika dibandingkan dengan 0,41% (qtq) pada triwulan sebelumnya. Pada triwulan IV 2019, pertumbuhan IHPR diprakirakan sedikit melambat menjadi 0,45% (qtq).
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (Apersi) Daniel Djumali menilai survei itu memang menggambarkan pasar properti yang masih mengandalkan segmen MBR. "Pasar atas dan apartemen masih belum tumbuh signifikan. Untuk rumah landed bagi MBR masih bergairah, tapi terkendala kelangkaan kuota rumah susidi bagi MBR," ujarnya.
Di sisi lain, pasar properti pada tahun depan diproyeksi menggeliat ditandai dengan harga properti yang mengalami kenaikan. Namun, optimisme investor diyakini tidak sebesar tahun lalu bila melihat suplai.
"Untuk permintaan pasar masih didominasi kalangan menengah dan bawah. Kenaikan upah minimum provinsi (UMP) pada tahun depan juga dapat meningkatkan daya beli konsumen," ujar Country Manager Rumah.com, Marine Novita, dalam pemaparan Property Market Outlook 2020, Selasa (12/11).
Kendati begitu, sebagian konsumen kelas menengah bawah berpendapat harga properti relatif mahal dan tingginya DP. Meningkatnya permintaan properti kelas menengah atau di bawah Rp500 juta menjadi peluang besar bagi pengembang.
Menurutnya, permintaan kelas menengah cukup besar. Seharusnya ini menjadi peluang bagi pengembang untuk mengembangkan hunian itu. (Tes/S-3))
BP Tapera targetkan pembiayaan 350 ribu rumah subsidi FLPP pada 2025. Realisasi hingga Juli capai 137 ribu unit dengan nilai Rp17 triliun
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait melakukan serah terima 100 kunci rumah subsidi kepada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)
Kementerian PKP mendengar banyak anak muda yang ingin tinggal di kota, namun terkendala harga tanahnya di kota mahal sehingga ukuran rumahnya mau diperkecil.
Menteri PKP Maruarar Sirait resmi membatalkan rencana mengecilkan ukuran rumah subsidi.
Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) mencatat penyaluran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) telah mencapai lebih dari 50% dari target 220.000 unit.
Rumah subsidi dengan luas 18 meter memang menunjukkan niat negara dalam menjamin hak tempat tinggal bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencatatkan kinerja positif sepanjang semester I 2025. Penyaluran kredit tumbuh sebesar 5,97% secara tahunan (yoy) menjadi Rp1.416,62 triliun.
PT Bank Danamon Indonesia membukukan total kredit dan trade finance konsolidasi sebesar Rp195,7 triliun di sepanjang semeseter pertama 2025.
Di tengah peningkatan penyaluran kredit, kualitas kredit tetap terjaga, tercermin dari rasio kredit bermasalah (NPL) gross sebesar 2,22% dan NPL net sebesar 0,84%.
Teknologi membuka peluang efisiensi baru — mulai dari underwriting yang lebih cepat dan presisi, hingga klaim otomasi dan prediksi risiko berbasis perilaku.
Persetujuan telah diberikan untuk penerbitan kredit plastik untuk Inoctcle berdasarkan verifikasi daur ulang 84.000 metrik ton limbah plastik
Kejagung juga akan menelusuri aliran dana yang diajukan sebagai modal kerja, namun, diselewengkan.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved