Headline

Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.

Fokus

Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.

Ekspor Mangga Indonesia Rambah Pasar Dunia

Media Indonesia
17/11/2019 07:30
Ekspor Mangga Indonesia Rambah Pasar Dunia
Mangga lokal jenis gedong gincu khas Cirebon Jawa Barat, berhasil diekspor hingga ke Belanda.(MI/Abdul Jalil Hermawan)

SEBANYAK 291,5 ton buah mangga asal Jawa Timur berhasil menembus pasar ekspor sembilan negara besar di Asia, Eropa, dan Amerika. Lalu lintas ­pengiriman ini merupakan akumulasi ekspor mangga selama 2019 dengan nilai transaksi mencapai Rp489 miliar.

Sebagai informasi, Indonesia menduduki posisi kelima sebagai produsen buah mangga dunia setelah India, ­Tiongkok, Thailand, dan Meksiko. Pada 2018 produksi mangga di Indonesia bahkan mencapai 2.184.399 ton.

Prestasi itu dapat menjadi peluang besar dalam peningkatan ekspor buah di Indonesia. Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, mengungkapkan potensi mangga Indonesia yang sangat besar dapat ditangkap sebagai modal utama meningkatkan kinerja ekspor buah. ­Sentuhan teknologi menjadi upaya utama untuk merealisasikan potensi tersebut.

“Peningkatan kinerja ekspor buah dapat dilakukan melalui penerapan teknologi dan sistem jaminan mutu di seluruh rantai produksi melalui penerapan standardisasi produk hasil pertanian dari hulu ke hilir,” tutur Syahrul saat membuka Pekan Inovasi Mangga Nasional 2019 di Instalasi Penelitian Pengembangan Teknologi Pertanian Cukurgondang, Grati, Pasuruan, Jawa Timur, Jumat (15/11).

Di kebun percobaan mangga terbesar se-Asia Tenggara itu, Syahrul mengatakan potensi pasar mangga Indonesia sangat besar, baik domestik maupun ekspor. Pasar domestik potensial karena Indonesia memiliki jumlah penduduk besar. “Sekitar 90% dari produksi buah Indonesia dikonsumsi di dalam negeri dan 10% diekspor ke negara lain. Kondisi ini menunjukkan potensi yang tinggi untuk pasar domestik dan ekspor.”

Syahrul mengaku untuk meningkatkan kinerja sektor pertanian dari hulu ke hilir, termasuk meningkatkan daya saing agrobisnis, tengah dipersiapkan alokasi kredit usaha rakyat (KUR) untuk pertanian sebesar Rp50 triliun dari keseluruhan Rp190 triliun pada 2020.

“Akses harus lebih mudah, strategi ­perluasan KUR ke petani harus melalui pengendalian hingga ke lapangan langsung agar terorganisasi. KUR ini diharapkan dapat memperkuat potensi pertanian di daerah,” ungkap Syahrul.

Dalam acara yang bertemakan ­Percepatan hilirisasi inovasi teknologi mangga memperkuat swasembada dan ekspor tersebut, Syahrul mengajak semua pihak termasuk pelaku pertanian hingga ke daerah untuk menyatukan visi dan misi membangun pertanian bangsa dan negara dengan prestasi. (Ten/RO/N-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Riky Wismiron
Berita Lainnya