Headline
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
Pertemuan dihadiri Dubes AS dan Dubes Tiongkok untuk Malaysia.
SEPULUH pejabat tinggi negara ASEAN menyepakati memperkuat soliditas negara-negara di kawasan, terutama untuk menghadapi ancaman perlambatan pertumbuhan ekonomi global dan ketegangan perdagangan negara-negara secara bilateral di luar kawasan.
Kesepakatan itu dicapai saat pertemuan makan malam Menteri Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Ministers Meeting/AEM) ke-51 di Bangkok, Thailand, Kamis (5/9)
Menurut Menteri Perdagangan RI Enggartiasto Lukita di Thailand, Jumat (6/9), mengatakan ASEAN tidak akan terpengaruh dalam konflik politis bilateral antara negara-negara yang masih bersengketa seperti perselisihan AS dan Tiongkok ataupun Jepang dan Korea Selatan.
Baca juga: Ibu Kota Baru Jadi Pembicaraan Menteri Ekonomi ASEAN
Bahkan, ASEAN sepakat untuk berupaya menjadi negara penengah, sembari tetap memprioritaskan kepentingan ASEAN. "Ada kebanggaan mengenai soliditas ASEAN, apalagi dibandingkan kawasan lain yang suasananya penuh juga ketidakpastian seperti Uni Eropa dengan isu Brexit," ujar Enggar.
Indonesia, kata Enggar, akan lebih mendorong penyelesaian janji-janji dan proses kesepakatan sebelumnya. Misalnya, proses penyelesaian naskah perjanjian Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP) yang sudah beberapa tahun belum terselesaikan.
Padahal, RCEP sangat dinantikan untuk menjadi perjanjian regional yang sangat bermanfaat bagi negara-negara ASEAN terutama untuk mereduksi imbas negatif dari perlambatan nilai perdagangan dan investasi di ekonomi global.
Enggar meyakini RCEP bisa disepakati negara-negara kawasan paling lambat November 2019. RCEP diajukan pada 2011 oleh 10 negara anggota ASEAN dan enam negara mitra yakni Tiongkok, Jepang, India, Korea Selatan, Australia dan Selandia Baru.
Skema perjanjian ini bisa dikatakan wadah multilateral yang dinanti-nanti oleh ASEAN karena sangat merefleksikan dan ideal dengan kepentingan kawasan.
Dalam AEM ke-51 terdapat berbagai rangkaian pertemuan tingkat tinggi bersama negara-negara mitra ASEAN, seperti ASEAN plus 3 (Tiongkok, Jepang, dan Korea), ASEAN plus 6 (Tiongkok, Australia, India, Jepang, Korea Selatan, dan Selandia Baru) dan juga akan terdapat forum regional East Asian Summit yang di dalamnya terdapat Amerika Serikat dan Rusia. (X-15)
Tantangan terkini dalam rezim perdagangan seperti proteksionisme dan tarif timbal balik mengubah tren rantai pasokan dan meningkatkan ketidakpastian.
Indonesia dinilai harus mengambil tindakan dan mengantisipasi perang Thailand dan Kamboja. Sebab konflik kedua negara itu dapat memberi dampak bagi ekonomi dan keamanan di kawasan ASEAN.
JURU Bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Nikorndej Balankura, mengatakan Bangkok siap berdialog dengan Kamboja perihal meningkatnya eskalasi di perbatasan.
WAKIL Ketua Komisi 1 DPR RI Sukamta khawatir berharap eskalasi konflik Thailand dan Kamboja di wilayah sekitar kuil suci Preah Vihear mereda.
Wakil Ketua Komisi I DPR RI Sukamta khawatir meningkatnya eskalasi konflik antara Thailand dan Kamboja akan melemahkan stabilitas kawasan Asia Tenggara.
PENGAMAT ASEAN, Dinna Prapto Raharja, menilai konflik bersenjata antara Thailand dan Kamboja berpotensi menimbulkan dampak serius terhadap stabilitas kawasan Asia Tenggara.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved