Headline

Hakim mestinya menjatuhkan vonis maksimal.

Fokus

Talenta penerjemah dan agen sastra sebagai promotor ke penerbit global masih sangat sedikit.

UE Bantah Kampanye Hitam atas Sawit Indonesia

Media Indonesia
06/9/2019 09:20
UE Bantah Kampanye Hitam atas Sawit Indonesia
Pekerja melansir Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di Pekanbaru, Riau, Rabu (20/3/2019)(ANTARA/RONY MUHARRMAN)

UNI Eropa membantah telah memengaruhi pasar di ‘Benua Biru’ untuk menolak produk-produk makanan dan minuman berbahan baku minyak sawit atau melakukan black campaign yang akhirnya mengubah pasar dan tren konsumen di kawasan itu.

Kuasa Usaha Ad Interim Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia Charles-Michel Geurts mengungkapkan, selama ini pemerintah tidak pernah mengeluarkan imbauan atau ajakan kepada para pelaku usaha untuk menjauhi produk-produk yang memiliki kandungan sawit. Pasarlah yang mengambil keputusan sendiri untuk melakukan hal tersebut.

“Kami tidak punya urusan dengan perusahaan makanan yang memberi label free palm oil pada produk mereka. Itu adalah kesadaran pasar sendiri. Kesadaran untuk menjalankan kehidupan yang lebih baik,” ujar Geurts di Jakarta, kemarin.

Charles menjelaskan, saat ini konsumen di negara-negara Eropa telah memikirkan risiko terhadap produk makanan yang mereka konsumsi. Menurut dia, ­beberapa perusahaan memberi label produk seperti ‘bebas minyak sawit’ untuk mencerminkan preferensi konsumen tersebut. Hal yang sama juga dilakukan untuk produk lain seperti ‘bebas gluten’, ‘bebas gula’ dan ‘bebas pestisida’.

“Saya bisa ceritakan bagaimana produsen gula yang tidak senang dengan perusahaan pangan yang mengampanyekan sugar free, atau produsen gluten yang frustrasi dengan kampanye gluten free. Seperti itulah pasar Eropa. Selamat datang di Eropa,” jelasnya.

Indonesia, ucap dia, ­semestinya tidak perlu khawatir dengan ge­rak­an yang dilakukan pasar. Pemerintah bersama pelaku usaha bisa membela dengan memberikan edukasi atau penjelasan terkait kelebihan-kelebihan produk berbahan sawit.

“Jelaskan kalau sawit itu punya produktivitas tinggi. Masuk saja ke permainan pasar,” tandas Geurts.

Pada kesempatan itu, UE juga mengakui kelapa sawit, dari sisi kualitas dan kuantitas, ialah penghasil minyak nabati terbaik jika dibandingkan dengan tanaman-tanaman lain seperti rapeseed (kelompok tumbuhan yang dibudidayakan untuk diambil minyak dari bijinya) misalnya bunga matahari dan kedelai. (Pra/E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Panji Arimurti
Berita Lainnya