PT Wijaya Karya (persero) Tbk (WIKA) menagalami tren pertumbuhan yang positif hingga akhir semester I 2019. Hal ini membuat WIKA optimistis mampu mencapai target akhir tahunnya.
"Wijaya Karya sampai dengan semester I tumbuh 61,8 %, sampai akhir tahun progres kita akan tumbuh 50% dari tahun sebelumnya," kata Direktur Utama WIKA, Tumiyana dalam konferensi pers paparan publik di Jakarta, Rabu (28/8).
Menurutnya, optimisme perusahaan didapat dari adanya perkembangan rencana pemindahan Ibu Kota. Perseroan siap untuk ikut ambil bagian dalam pembangunan Ibu Kota baru.
"Masalah perkembangan Ibu Kota baru, seberapa besar wijaya karya mampu atau ikut berkontribusi. Saya kasih gambaran misalnya capex spending WIKA itu Rp20 triliun dan akan tumbuh dari waktu ke waktu sehingga kapasitas kita cukup kuat," lanjutnya.
Di samping itu, WIKA menaikan produksi baja yang semula di angka 35.000 ton menjadi 100.000 ton. Kenaikan produksi tersebut untuk mendukung pembangunan sektor infrastruktur yang sedang digarap perusahaan.
Baca juga: Wika Nyatakan Kesiapan Bangun Ibu Kota Baru
Tuminaya menambahkan, dari pertemuan Indonesia-Africa Infrastructure Dialigue (IAID) 2019 pada tanggal 20-21 Agustus lalu, WIKA mencatatkan kontrak baru senilai Rp20,3 triliun.
Dalam kesempatan yang sama WIKA mendapat tawaran proyek jalur kereta api dari Uganda dengan estimasi mencapai 350 km. Begitu pula dengan Angola yang menawarkan proyek railway sepanjang 400 km serta Zimbabwe dengan 98 km.
"WIKA dengan segera akan menjajaki dan mengkaji lebih lanjut kelayakan rencana proyek infrastruktur perkeretaapian di Afrika, termasuk di antaranya bekerja sama dengan PT Inka dan PT LEN," tukas Tumiyana.
Saat ini WIKA telah banyak membangun infrastruktur vital di Kalimantan Timur. Beberapa proyek yang digarapnya seperti PLTG Tanjung Batu Kutai dengan kapasitas 2x50/60 MW, bandara serta jalan tol Balikpapan-Samarinda. (A-4)