Headline

Koruptor mestinya dihukum seberat-beratnya.

Fokus

Transisi lingkungan, transisi perilaku, dan transisi teknologi memudahkan orang berperilaku yang berisiko.

Listrik Padam, Okupansi Hotel Justru Naik

Atikah Ishmah Winahyu
04/8/2019 23:50
Listrik Padam, Okupansi Hotel Justru Naik
Ketua Apindo Hariyadi B Sukamdani(MI/Rommy Pujianto)

PEMADAMAN listrik yang berlangsung sekitar 8 jam di wilayah Jakarta justru menghadirkan berkah tersendiri bagi pengusaha hotel. Hal itu diungkapkan oleh Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia Hariyadi B Sukamdani.

Hariyadi mengatakan, pemadaman listrik kali ini berdampak pada jumlah pengunjung hotel, terutama yang berasal dari masyarakat sekitar. Sebab, mereka lebih memilih untuk menginap di hotel untuk menghindari pemadaman listrik.

"Kalau di hotel ada masyarakat terutama di perumahan yang dekat dengan hotel, mereka pada ke hotel. Jadi ada occupancy yang naik juga, karena di rumah juga nggak bisa apa-apa," katanya kepada Media Indonesia, Minggu (4/8).

Hotel menurut Hariyadi dinilai masyarakat punya sistem cadangan listrik lewat genset yang membuat tamu tak merasakan dampak dari pemadaman listrik.

Baca juga : Listrik Padam di Jabodetabek, PLN Harus Benahi Sistem Pengawasan

Sisten pencadangan lewat genset menurutnya juga dimiliki oleh jaringan restorabn, terutama yang punya gerai di pusat perbelanjaan modern, Dua sektor itu pun menurut hariyadi tak terlalu terdampak pemadaman listrik di DKI Jakarta dan sekitarnya.

"Kalau saya hanya sempat cek yang sektor perhotelan dan restoran. Jadi secara umum kalau perhotelah kan ada backup genset, restoran yang ada di mall juga nggak masalah," kata Hariyadi.

Namun, dia menuturkan, terjadi kendala pada sistem pembayaran karena sinyal terganggu dampak dari pemadaman listrik. Akibatnya, konsumen yang sudah mulai terbiasa bertransaksi dengan non-tunai atau cashless, agak kerepotan karena harus membayar secara tunai.

"Jadi sistem pembayaran itu karena Telkomnya problem, yang pakai GSM, banyak yang tidak bisa dipakai. Hanya BCA kalau saya nggak salah yang masih bisa hidup, tapi itu tergantung lokasinya juga," jelasnya.

Hariyadi berkata, tidak dapat memastikan kerugian yang dialami para pelaku usaha akibat insiden ini karena juga terjadi peningkatan demand di mall dan di hotel selama pemadaman berlangsung.

"Jadi kita agak susah ya hitungnya, karena ada pengaruh juga ke situ," tuturnya.

Terkait sektor lainnya seperti Jasa Marga atau e-commerce, Hariyadi mengaku belum mengetahui seberapa besar kerugian yang dialami.

"Yang kita belum tahu adalah kalau seperti Jasa Marga pakai e-money atau yang e-commerce nggak tahu kerugiannya berapa," tutupnya. (OL-7)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Ghani Nurcahyadi
Berita Lainnya
Opini
Kolom Pakar
BenihBaik