Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
BANK Sentral Amerika Serikat atau The Fed menurunkan suku bunganya sebesar 25 bps menjadi 2% hingga 2,25%. Ini merupakan pertama kalinya sejak penurunan terakhir pada 2008.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan keputusan ini merupakan tanda kebijakan moneter The Fed tersebut mengurangi tekanan pada negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
"Kebijakan moneternya (The Fed) menjadi lebih rileks, mengurangi tekanan terhadap negara-negara berkembang," kata Sri Mulyani di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Kamis (1/8).
Baca juga: The Fed Turunkan Suku Bunga, IHSG Diprediksi Menguat
Dia menjelaskan, apabila The Fed menaikkan suku bunga, maka capital flow akan bergerak keluar dari negara-negara berkembang serta membuat nilai tukar tidak stabil. Karena itu, Menkeu menilai keputusan The Fed menurunkan suku bunga kali ini juga memberikan dampak kepada negara-negara berkembang.
"Posisi ini tentu akan berdampak kepada daerah dan negara-negara akan memiliki space lagi dari sisi cost of money lebih rendah likuiditasnya juga jauh lebih rileks," tuturnya.(OL-5)
POLEMIK kebijakan pascapandemi, dan memanasnya konflik geopolitik menjadi faktor pembeda jika dibanding dengan pemicu krisis ekonomi sebelumnya, seperti pada 1998 dan 2008.
SEJAK pandemi covid-19 hingga saat ini dan seterusnya, inflasi telah menjadi perhatian utama bagi para pengambil kebijakan ekonomi dan moneter di seluruh dunia.
Penutupan sebagian pemerintah AS (shutdown) selama lima pekan, merusak kinerja ekonomi domestik pada kuartal I 2019. Namun, dampak gangguan diprediksi akan segera pulih.
Suku bunga saat ini "sesuai", kata Powell dalam sebuah wawancara luas, acara berita selama 60 menit di CBS tv.
Orang nomor satu di Federal Reserve System (The Fed) akan memberikan petunjuk terkait prospek suku bunga AS.
Bank sentral AS (The Fed) telah meluncurkan kebijakan agresif untuk mendukung pasar di tengah pandemi Covid-19. Akan tetapi, nilai tukar dolar AS masih melemah.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved