Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
KOMITE Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menegaskan bahwa stabilitas sistem keuangan Triwulan II 2019 terjaga dengan baik.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa itu berdasarkan hasil pemantauan lembaga anggota KSSK terhadap perkembangan perekonomian, moneter, fiskal, pasar keuangan, lembaga jasa keuangan dan penjaminan simpanan.
"KSSK memandang stabilitas sistem keuangan domestik tetap baik, ditopang industri perbankan yang tetap sehat dan pasar keuangan domestik yang kondusif," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (30/7).
Kondisi tersebut, lanjut dia, dipengaruhi oleh tiga faktor utama. Pertama, menurunnya ketidakpastian pasar keuangan global yang dipicu respons sejumlah bank sentral di negara maju dan negara berkembang yang melonggarkan kebijakan moneter, termasuk bank sentral AS. Bank sentral AS diprediksi akan menurunkan suku bunga kebijakan moneternya.
Kedua, menariknya imbal hasil investasi portofolio di aset keuangan domestik. Ketiga, membaiknya persepsi terhadap prospek ekonomi Indonesia, seiring peningkatan sovereign rating Indonesia oleh Standard and Poor’s (S&P).
"Berbagai perkembangan positif itu mendorong aliran masuk modal asing ke Indonesia, yang pada gilirannya memperkuat Rupiah serta meningkatkan kinerja pasar obligasi negara dan pasar saham," jelasnya.
Baca juga: Gojek dan Perusahaan Unicorn-Decacorn RI Diklaim Singapura
Kendati demikian, Sri Mulyani menyampaikan bahwa ada beberapa perkembangan dari eksternal dan domestik yang tetap harus diwaspadai. Dari eksternal, salah satunya adalah berlanjutnya ketegangan hubungan dagang AS-Tiongkok yang berpotensi melebar ke negara yang menjadi hub bagi ekspor Tiongkok ke AS.
"Faktor itu terus menekan volume perdagangan dunia serta memperlambat prospek pertumbuhan ekonomi global. Ekonomi global yang melemah pada gilirannya makin menekan harga komoditas, termasuk harga minyak," terang Sri Mulyani.
Sementara itu, dari dalam negeri, kata Sri Mulyani, KSSK melihat bahwa tantangan utama yang dihadapi adalah mempertahankan momentum pertumbuhan serta memperbaiki current account deficit (CAD) di tengah melemahnya perekonomian global.
Menyikapi hal tersebut, lanjutnya, KSSK terus memperkuat koordinasi kebijakan untuk mempertahankan stabilitas sistem keuangan dan mendukung pertumbuhan perekonomian nasional yang berkelanjutan.
"Koordinasi kebijakan tersebut juga diharapkan dapat mendorong permintaan domestik, serta meningkatkan ekspor, pariwisata dan aliran masuk modal asing, termasuk penanaman modal asing," tandasnya. (A-4)
PEMERINTAH dinilai perlu melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan Over Dimension Overloading (ODOL) serta mencari solusi yang komprehensif dan berkelanjutan,
EFEKTIVITAS Bantuan Subsidi Upah (BSU) sebagai instrumen peningkatan daya beli masyarakat kembali dipertanyakan. Sebab program tersebut tidak memberikan kontribusi signifikan.
PEMERINTAH didorong untuk bisa mengakselerasi belanja negara untuk mendukung perekonomian di dalam negeri.
PERCEPATAN pembentukan Koperasi Desa/ Kelurahan (Kopdes/Kel) Merah Putih menunjukkan progres yang signifikan. Hingga Jumat (13/6), sebanyak 79.882 unit atau 96% dari target 80.000
DPRD DKI Jakarta merespons rencana pemerintah yang membuka peluang bagi instansi pemerintahan menggelar rapat di hotel.
Ekonom Bright Institute Awalil Rizky menilai inflasi yang rendah hingga terjadinya deflasi berulang merupakan indikasi negatif bagi perekonomian Indonesia.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved