Headline

Program Makan Bergizi Gratis mengambil hampir separuh anggaran pendidikan.

Penurunan BI Rate Diyakini Gairahkan Ekonomi

Pra/X-6
23/7/2019 07:50
Penurunan BI Rate Diyakini Gairahkan Ekonomi
Logo Bank Indonesia di Komplek Kantor Bank Indonesia,Jakarta,Senin (7/12).(MI/ROMMY PUJIANTO )

BANK Indonesia (BI) melontarkan sinyal kuat untuk kembali menurunkan suku bunga acuan di sisa tahun ini. Syaratnya, laju inflasi terus terkendali dan stabiltas terjaga.

Dalam kaitan itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, kemarin, menyatakan optimistismenya. Ia yakin jika penurunan suku bunga acuan oleh BI diwujudkan, hal itu bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di semester kedua.

Turunnya suku bunga acuan pun diharapkan dapat menarik suku bunga pinjaman ke level yang lebih rendah.

Dengan demikian, pelaku usaha bisa mulai menggencarkan investasi atau melakukan ekspansi hingga akhirnya dapat mendorong produksi.

Di samping itu, turunnya suku bunga pinjaman diharapkan dapat memberi stimulus kepada masyarakat untuk tetap menjaga konsumsi mereka.

Pemerintah pun, masih menurut mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu, akan terus mengimbangi kebijakan bank sentral yang telah menurunkan suku bunga acuan dari 6% ke level 5,75%.

"Pemerintah sejauh ini juga sudah mengeluarkan kebijakan yang mendukung investasi, baik dari pembenahan birokrasi untuk mempermudah usaha hingga insentif seperti deduction tax untuk riset dan inovasi juga vokasi," ujar Sri Mulyani.

Bank Indonesia memangkas suku bunga acuan dari 6% menjadi 5,75% pada Kamis (18/7).

Pemangkasan suku bunga acuan tersebut ialah yang pertama kali sejak delapan bulan terakhir yakni November 2018.

Kala itu, suku bunga dinaikkan ke level 6% untuk membedung aliran modal asing keluar dari Indonesia.

"Kami tetap membuka kemungkinan untuk pelonggaran kebijakan moneter, baik itu likuiditas maupun penurunan suku bunga acuan lebih lanjut," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, kemarin.

Ia menyebut kebijakan tersebut dapat berjalan beriringan dengan berbagai faktor pendorong pertumbuhan ekonomi lain, seperti kurs rupiah yang menguat dan inflasi yang terjaga.

Sebelumnya, pemerintah dalam prognosis asumsi dasar ekonomi makro semester kedua 2019 merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi menjadi 5,2%.

Target itu lebih rendah daripada yang tertuang dalam asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 yang ditetapkan sebesar 5,3%. (Pra/X-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Kardashian
Berita Lainnya