Headline
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.
DEPUTI Gubernur Bank Indonesia (BI) Dodi Budi Waluyo menegaskan langkah Bank Indonesia yang menurunkan suku bunga menjadi 5,75% pada Kamis lalu tidak akan memicu penarikan dana dari dalam negeri. Pasalnya langkah tersebut juga dilakukan oleh banyak negara lainnya.
"Dengan suku bunga turun diferensial jadi tipis. Namun tetap sama karena ngara lain juga malakukan hal serupa. Ini menutup kekhawatiran dana keluar," kata Dodi pada acara pelatihan wartawan ekonomi di Medan, Jumat (19/7).
Dodi mencontohkan negara-negara tetangga seperti ASEAN, Korea Selatan, India dan lainnya telah melakukan labgkah serupa.Dia menjelaskan pemangkasan suku bunga itu akan mendorong nilai tukar semakin baik.
"Contoh nilai tukar langsung mendekati Rp13.000 setelah suku bunga diturunkan," jelas Dodi.
Lebih jauh dia menjelaskan bahwa BI menurunkan suku bunga setelah memastikan bahwa kondisi perlambatan ekonomi global dan kondisi ekonomi global terukur.
Baca juga: BI Sebut Cabai Picu Inflasi Juli 2019
Untuk ekonomi global, kata dia. penurunan itu terkait dengan perang dagang AS dan Tiongkok. Dodi mengatakan pasar melihat perang dagang (trade war) berlanjut.
Hal itu menurutnya telah dikonfirmasi outlook oleh lembaga internasional seperti IMF. IMF menyebut kinerja negara maju dan berkembang menurun pada semester kedua. Performa ekonomi AS akan melambat pada semester dua tahun ini.
"Diperkirakan perang dagang itu akan berlangsung hingga election run (di AS). Karena ini merupakan bagian dari strategi kampanye Presiden As Donald Trump," jelasnya.
Di dalam negeri, dampak trade war itu membuat perdagangan melambat. Bukan hanya Indonesia yang mengalami penurunan ekspor. Negara maju dan asean juga mengalami hal yang sama.
"Dampaknya konsumsi tertahan karena pendapatan ekspor berkurang. Ekspor sumber daya alam yang berkurang selanjutnya akan menurunkan kemampuan konsummsi," jelas Dodi.
Dampak berikutnya adalah permintaan produksi berkurang sehingga konsumsi tertahan dan produksi melambat. Untuk itu pemerintah harus emnaikkan belanja agar perekonomian dan investasi memvaik.
Langkah lain yang dilakukan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi adalah kebijakan bank sentral untuk menurunkan suku bunga.
"Itu salah satu langkahnya. Kebijakan lainnya adalah di bidang likuidiitas. Giro wajib minimum diturunkan," jelas Dodi. (A-4)
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
BANK Indonesia memperkirakan Federal Reserve (The Fed) akan melonggarkan kebijakan moneternya secara bertahap dalam dua tahun mendatang.
nilai tukar rupiah ditutup menguat ke level (bid) Rp16.390 per dolar AS Kamis (19/6), meskipun demikian imbal hasil (yield) Surat Berharga Negara dengan tenor 10 tahun naik
Apindo merespons Keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuan di level 5,50%, tingginya suku bunga disebut menjadi penghambat lapangan kerja
Dari dana sebesar US$22,9 miliar itu, sebanyak US$7,6 miliar ditempatkan di rekening umum valuta asing (valas).
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved