Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
Direktur Surat Utang Negara DJPPR Kementerian Keuangan, Loto Srinaita Ginting optimistis surat berharga negara (SBN) savings bond ritel (SBR) seri SBR007 yang baru saja dirilis bakal laku di pasaran.
Pasalnya, dirinya melihat minat investor yang sangat tinggi melihat kondisi perekonomian Indonesia yang baik.
"Dengan semua pengelolaan ekonomi baik, defisit tidak berlebihan, pengelolaan prudent. Semuanya baik sehingga sejalan denga rating yang baik, itu meningkatkan confident. Minat investasinya pasti besar," kata Loto di Jakarta, Kamis (11/7).
Dirinya mengungkapkan, penerbitan SBN sendiri menyasar investor domestik yang kini masih kalah agresif dibanding investor asing.
Loto menyatakan, pihaknya berharap agar kepemilikan asing atas SBN bisa turun dari porsi sekarang yang hampir mencapai 40%, sedangkan SBN ritel domestik diharap dapat mencapai 9% hingga 10%.
Baca juga : Perluas Basis Investor, SBR007 Sasar Milenial
Demi mencapai target tersebut, hingga saat ini pemerintah masih terus membuka ruang bagi investor domestik untuk berinvestasi.
"Sebenarnya pemerintah memberikam ruang itu. Tapi faktor pertimbangan lain, masyarakat memang masih perlu edukasi dan promosi," jelas Loto.
Pada kesempatan yang sama, Dirjen Pengendalian Pembiayaan dan Risiko Luky Afirman menjelaskan, maraknya minat investor asing untuk berinvestasi di Indonesia merupakan pengaruh dari kondisi perekonomian global yang sedang tak menentu.
Dengan begitu, investor asing melirik Indonesia sebagai emerging market yang menjanjikan.
Adapun, dirinya menjelaskan tingkat suku bunga SBR007 yang berada di level 7,5% atau turun dibanding SBR006 yang berada di level 7,95% merupakan kebijakan yang diambil melihat dari kondisi suku bunga BI dan kondisi perekonomian global.
"Kita tahu, di akhir Mei kemarin ada mitigasi, S&P, adanya pernyataan dovish dari Fed Fund Rate-nya Amerika (Serikat), itu kan mengakibatkan adanya penurunan suku bunga atau yield obligasi yang cukup signifikan. Nah itu dia artinya kan harus kita sesuaikan juga," tuturnya.
Untuk diketahui, SBR007 merupakan alternatif investasi yang dikeluarkan pemerintah dengan masa penawaran 11-25 Juli 2019. Dengan tingkat kupon minimal mengambang (floating with floor) sebesar 7,5%, SBR007 memiliki tenor dua tahun dengan pemesanan minimul Rp1 juta dan maksimum Rp3 miliar.
Masyarakat yang berminat untuk berinvestasi di SBR007 dapat melakukan registrasi di 20 mitra distribusi yang telah ditetapkan. (OL-7)
Pemerintah mengaku tidak dapat memenuhi kebutuhan dana tersebut apabila hanya bersumber dari APBN.
Kupon ST003 akan disampaikan Pemerintah sebelum Masa Penawaran.
ST-003 mengacu pada BI 7 Days Reverse Repo Rate.
Masa penawaran Sukuk Tabungan seri ST004 tersebut akan berlangsung mulai tanggal 3 hingga 21 Mei 2019 dengan minimum pemesanan Rp1 juta dan maksimum Rp3 miliar
Proses pemesanan pembelian ST005 dilakukan melalui sistem elektronik yang disediakan mitra distribusi dan terhubung dengan sistem e-SBN
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved