Headline

Indonesia optimistis IEU-CEPA akan mengerek perdagangan hingga Rp975 triliun.

Fokus

Tiga sumber banjir Jakarta, yaitu kiriman air, curah hujan, dan rob.

GMF Bantu Tekan Ongkos Perawatan Pesawat

Mediaindonesia
26/6/2019 06:20
 GMF Bantu Tekan Ongkos Perawatan Pesawat
Pelaksana Tugas Direktur Utama GMF AeroAsia Tazar Marta Kurniawan((ANTARA/ Juwita Trisna Rahayu))

PT Garuda Maintenance Facility (GMF) AeroAsia menawarkan harga perawat-an pesawat lebih murah daripada biaya perawatan oleh perusahaan perawatan pesawat (MRO) di luar negeri.

Plt Dirut PT GMF AeroAsia Tazar Marta Kurniawan mengatakan penawaran harga yang lebih murah itu sebagai kontribusi untuk menekan biaya perawatan maskapai dalam negeri. Untuk diketahui, perawatan pesawat memakan porsi 30% dari biaya operasi maskapai.

"Kontribusi GMF untuk menekan biaya perawatan yakni meningkatkan kapabilitas dalam negeri agar barang tidak dikirim ke luar negeri. Yang sudah pasti, perawatan komponen atau mesin di kita hanya US$40-US$50 per jam. Kalau di luar negeri sampai US$90 per jam," kata dia di Jakarta, kemarin, seperti dikutip dari Antara.

Karena itu, lanjut dia, pihaknya akan membesarkan kapasitas perawatan pe-sawat melalui kerja sama dengan Air France untuk perawatan mesin.

"Jadi, otomatis sekitar 600 mesin kami pindahkan ke sini semua karena selama ini kami harus kirim ke luar, seperti Eropa, Malaysia, Amerika Serikat. Itu untuk biaya transportasi saja sudah puluhan ribu dolar AS," ujarnya.

Saat ini, GMF sudah mendapat lisensi untuk perawatan mesin pesawat Airbus A320 dari sebelumnya hanya untuk Boeing 737. "Kalau kapabilitas sudah full 150 mesin, kami akan punya pendapatan sekitar US$750 juta. Kami hemat daripada dibawa ke luar," katanya.

Namun, terkait dengan insentif pajak, Tazar menuturkan saat ini belum banyak, terutama dari pembebasan bea masuk komponen pesawat, dari 300 baru 25 komponen yang dibebaskan. "Sisanya masih didiskusikan dengan Kemenperin dan Kemenkeu."

Bea masuk komponen yang dikenakan pada komponen pesawat beragam dari 5% hingga 20%. Namun, Tazar mengatakan insentif itu tidak mengurangi tingkat keselamatan pesawat karena semua dilakukan sesuai standar.

"Tidak ada pengaruh, kan itu insentif dalam hal tarif," ujar dia.

Ia juga menambahkan program perawatan antara maskapai dan MRO harus disetujui otoritas bandara. "Jadi, kalau sudah disetujui otoritas, baru dikerjakan GMF. GMF bekerja sesuai program perawatan, enggak ada yang boleh kita kurangi," tukas Tazar. (E-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Triwinarno
Berita Lainnya