Headline

Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.

Fokus

Sejumlah negara berhasil capai kesepakatan baru

Pengamat: BI Harus Segera Turunkan Suku Bunga Acuan

Atalya Puspa
24/6/2019 10:28
Pengamat: BI Harus Segera Turunkan Suku Bunga Acuan
Indef menilai Bank Indonesia harus menurunkan suku bunga acuan agar mendorong investasi di sektor riil dan menumbuhkan perekonomian.(Antara )

EKONOM Indef, Eko Listiyanto menyatakan penurunan tingkat suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Hal tersebut guna mendorong investasi di sektor riil dan berdampak meningkatnya pertumbuhan ekonomi.

"Kembali ditahannya bunga acuan selama 8 bulan berturut-turut di level 6% membuat momentum mendorong perekonomian bisa hilang," kata Eko saat dihubungi, Senin (24/6)

Eko menjelaskan, kebijakan menahan suku bunga acuan memang dapat membuat arus modal jangka pendek (hot money) betah tinggal di Indonesia. Namun begitu, seiring dengan langkah negara-negara lain yang mulai melakukan ekspansi moneter dengan penurunan suku bunga acuan mereka, maka sektor riil Indonesia semakin tidak kompetitif karena bunga tinggi. Di samping itu, suku bunga acuan The Fed pun diperkirakan akan menahan bunga hingga 2020, bahkan ada kemungkinan turun ke depan.

Selain itu, menahan suku bunga acuan akan semakin membuat ekonomi rentan jika gejolak tiba-tiba datang. Bunga di luar negeri yang jauh lebih murah juga membuat pelaku usaha di Indonesia tergiur untuk pinjam dana dari luar negeri.

"Akibatnya utang luar negeri (ULN) swasta naik dan risiko nilai tukar juga meningkat. Ini terlihat dari kenaikan ULN yang diumumkan BI tiga hari menjelang keputusan rapat dewan gubernur (RDG)," ujar Eko.

baca juga: LIPI Ajak Milenial Menggerakkan Sains

Dia menyatakan, upaya penurunan suku bunga diharapkan dapat mendorong produk-produk Indonesia tetap kompetitif di ranah global. Defisit transaksi berjalan dinilainya bukan sebagai alasan untuk tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan.

"BI harus berani melakukan detoksifikasi agar inflow yang masuk ke Indonesia berasal dari investasi langsung (FDI), sehingga dapat mengungkit pertumbuhan ekonomi yg sedang lesu," tuturnya. (OL-3)

 



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya