Headline
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
Dengan bayar biaya konstruksi Rp8 juta/m2, penghuni Rumah Flat Menteng mendapat hak tinggal 60 tahun.
EKONOM Indef, Eko Listiyanto menyatakan penurunan tingkat suku bunga oleh Bank Indonesia (BI) merupakan hal yang penting untuk dilakukan. Hal tersebut guna mendorong investasi di sektor riil dan berdampak meningkatnya pertumbuhan ekonomi.
"Kembali ditahannya bunga acuan selama 8 bulan berturut-turut di level 6% membuat momentum mendorong perekonomian bisa hilang," kata Eko saat dihubungi, Senin (24/6)
Eko menjelaskan, kebijakan menahan suku bunga acuan memang dapat membuat arus modal jangka pendek (hot money) betah tinggal di Indonesia. Namun begitu, seiring dengan langkah negara-negara lain yang mulai melakukan ekspansi moneter dengan penurunan suku bunga acuan mereka, maka sektor riil Indonesia semakin tidak kompetitif karena bunga tinggi. Di samping itu, suku bunga acuan The Fed pun diperkirakan akan menahan bunga hingga 2020, bahkan ada kemungkinan turun ke depan.
Selain itu, menahan suku bunga acuan akan semakin membuat ekonomi rentan jika gejolak tiba-tiba datang. Bunga di luar negeri yang jauh lebih murah juga membuat pelaku usaha di Indonesia tergiur untuk pinjam dana dari luar negeri.
"Akibatnya utang luar negeri (ULN) swasta naik dan risiko nilai tukar juga meningkat. Ini terlihat dari kenaikan ULN yang diumumkan BI tiga hari menjelang keputusan rapat dewan gubernur (RDG)," ujar Eko.
baca juga: LIPI Ajak Milenial Menggerakkan Sains
Dia menyatakan, upaya penurunan suku bunga diharapkan dapat mendorong produk-produk Indonesia tetap kompetitif di ranah global. Defisit transaksi berjalan dinilainya bukan sebagai alasan untuk tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan.
"BI harus berani melakukan detoksifikasi agar inflow yang masuk ke Indonesia berasal dari investasi langsung (FDI), sehingga dapat mengungkit pertumbuhan ekonomi yg sedang lesu," tuturnya. (OL-3)
PT Adira Dinamika Multi Finance resmi menandatangani dua perjanjian strategis sebagai bagian dari langkah penguatan bisnis dan perluasan strategi pertumbuhan anorganik.
Nota Kesepahaman ini menandai langkah signifikan menuju pemahaman yang lebih mendalam tentang pasar masing-masing.
Lembaga Pengelola Investasi atau Indonesia Investment Authority (INA) berhasil menarik Foreign Direct Investment (FDI) sebesar Rp13,8 triliun di 2024.
PT Danareksa (Persero) atau Holding BUMN Danareksa memperkuat komitmennya dalam mendukung pembangunan nasional.
Menghadapi dinamika global, Pertamina komitmen terhadap prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG) dan keberlanjutan jangka panjang.
PAKAR Hukum menilai pemanggilan investor ritel Nyoman Tri Atmaja (Niyo) oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tanpa adanya pendampingan pengacara sudah sesuai prosedur.
Keputusan BI mempertahankan suku bunga acuan di level 5,50% dipandang sebagai langkah konservatif yang tepat di tengah ketidakpastian global dan perlambatan ekonomi domestik.
Keputusan Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga acuan, atau BI Rate di level 5,50% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) 17-18 Juni 2025 dinilai sebagai langkah yang tepat.
Fixed Income Research PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Karinska Salsabila Priyatno menilai ruang bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga dalam waktu dekat sangat terbatas.
KETIDAKPASTIAN arah kebijakan moneter Amerika Serikat kembali menjadi perhatian setelah desakan terbuka Presiden Donald Trump agar Federal Reserve memangkas suku bunga acuan.
BTN mempertegas posisinya sebagai pemimpin pembiayaan perumahan nasional dengan menggelar Akad Kredit Massal KPR Non-Subsidi secara serentak di lima kota besar
Ketua Umum Apindo, Shinta Widjaja Kamdani, menyambut baik keputusan Bank Indonesia menurunkan suku bunga acuan ke 5,5%.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved