Headline
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Manggala Agni yang dibentuk 2002 kini tersebar di 34 daerah operasi di wilayah rawan karhutla Sumatra, Sulawesi, dan Kalimantan.
Sejak era Edo (1603-1868), beras bagi Jepang sudah menjadi simbol kemakmuran.
WALAUPUN terkena imbas dari perang dagang antara Amerika Serikat dengan Tiongkok, AS tetap menjadi tujuan penting dari ekspor Indonesia.
Berdasarkan data yang dirilis oleh Kementerian Perdagangan, pada penghujung tahun 2018, AS tetap berada di urutan pertama negara prioritas bagi produk Indonesia.
Baca juga: Lepas 2 Miliar Saham, Bali United Go Public
Pengukuran ini menggunakan empat buah indikator yang mencakup indikator makro ekonomi yang berhubungan dengan daya dorong atau daya tarik untuk ekspor barang dan jasa, indikator perdagangan, indikator hambatan alamiah, dan indikator hambatan tarif maupun non tarif.
Kondisi ini tentu saja dapat membantu meningkatkan perekonomian Indonesia jika dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Pingkan Audrine Kosijungan, mengatakan perang dagang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan potensi ekspor Indonesia ke AS dengan tetap memperhitungkan selisih perdagangan bilateral yang saat ini sudah mencapai US$ 12,6 miliar agar tidak semakin melebar.
Pilihan komoditas ekspor yang tepat dan strategi diplomasi perdagangan Indonesia perlu terus dioptimalkan agar penetrasi produk-produk Indonesia ke pasar AS dapat memperkecil defisit neraca perdagangan yang ada saat ini.
Jika tidak dilakukan dengan hati-hati, peluang ini dapat menjadi bumerang bagi Indonesia karena dikhawatirkan akan menyebabkan AS mencabut mekanisme generalized system of preferences (GSP) terhadap Indonesia.
Terlebih baru-baru ini, Indonesia juga kalah dalam kasus pengenaan trade remedy oleh AS yang berdampak signifikan bagi ekspor produk kertas ke Amerika Serikat.
“Bukan tanpa alasan kita harus fokus mempertahankan penetrasi produk kita ke pasar Amerika Serikat. Setidaknya pada semester pertama tahun 2018, enam dari sepuluh komoditi utamaekspor Indonesia menempatkan mereka sebagai negara tujuan pada posisi teratas – industri tekstil dan produk tekstil (TPT), karet dan produk karet, alas kaki, udang, kakao dan kopi, posisi ketiga untuk komoditi hasil hutan dan posisi kesembilan untuk komoditi sawit dengan total nilai ekspor kedelapan komoditi tersebut mencapai USD 5,5 juta,” jelas Pingkan, melalui rilis yang diterima, Senin (17/6).
Pingkan memaparkan, pemerintah perlu mengoptimalkan strategi perdagangan yang sudah ada. Berdasarkan data WTO di bulan Oktober 2018, jumlah kerja sama perdagangan Indonesia mencapai 288 dengan ragam bentuk seperti bilateral maupun multilateral. Tidak jarang, kerja sama ekonomi yang termuat dalam ini tumpang tindih satu dengan yang lainnya.
Baca juga: ULN Akhir Maret Tumbuh, BI: Faktor Penguatan Nilai Tukar Rupiah
Dengan adanya road map yang jelas, diharapkan pemerintah bisa mengetahui dengan jelas produk/komoditas ekspor mana yang dapat diintensifkan ke negara mitra yang memiliki pasar potensial.
“Dengan adanya road map tersebut, produsen dalam negeri juga bisa memetakan produk/ komoditas apa saja yang dapat diekspor dalam jumlah besar dan ke negara mana. Momentum perang dagang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan ekspor Indonesia ke Amerika Serikat,” tandasnya. (OL-6)
KOMITMEN mendorong pertumbuhan ekonomi nasional dan memberikan dukungan nyata bagi para pelaku UMKMĀ ditampilkan BRI dalam kegiatan pelatihan ekspor tahun 2025.
Menteri Perdagangan Budi Santoso melepas ekspor produk rempah dan madu produksi pelaku usaha kecil, mikro, dan menengah (UMKM) asal Bali, CV Naralia Group, ke pasar Hong Kong.
Sebanyak 54 ton kopi asal Kabupaten Subang, Jawa Barat, resmi diekspor ke Tiongkok melalui skema Sistem Resi Gudang (SRG),
Komoditas pangan olahan sagu milik Sasagu siap menembus pasar internasional. Beberapa produk seperti kue dan kukis telah dilirik pembeli potensial dari Australia, Jerman dan Jepang.
Kanwil Bea Cukai Jateng DIY beri fasilitas kawasan berikat ke PT Long Well untuk dorong ekspor, investasi Rp690 M, dan serapan 16.700 tenaga kerja.
Kebijakan tarif impor tembaga 50% yang diberlakukan Amerika Serikat diperkirakan tidak akan mengguncang kinerja smelter nasional.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved