Headline
Pemerintah merevisi berbagai aturan untuk mempermudah investasi.
Hingga April 2024, total kewajiban pemerintah tercatat mencapai Rp10.269 triliun.
MENURUNNYA cadangan devisa negara pada Mei lalu menjadi sinyal bagi pemerintah agar berhati-hati dalam mengelola keuangan negara. Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira menyarankan agar pemerintah mempertimbangkan dengan matang terkait penambahan utang negara.
"Ini harus jadi perhatian agar pemerintah lebih berhati-hati menambah utang, khususnya surat berharga negara (SBN) valas," kata Bhima kepada Media Indonesia, Kamis (13/6).
Bhima mengungkapkan, menurunnya cadangan devisa kali ini disebabkan oleh penurunan penerimaan devisa ekspor karena tekanan permintaan global dan rendahnya harga komoditas ekspor.
"Penurunan juga disebabkan wisatawan asing menunda berkunjung ke Indonesia karena faktor bencana alam di destinasi wisata, instabilitas politik, dan perlambatan makro ekonomi di negara maju," tuturnya.
Lebih jauh lagi, pembayaran utang yang jatuh tempo dan bunga utang pemerintah juga turut menguras devisa.
Bhima juga membandingkan cadangan devisa dari negara-negara peers per 1 Mei 2019. Berdasarkan data yang dihimpun dari tradingeconomics.com, cadangan devisa Filipina naik menjadi US$1,1 miliar pada Mei 2019 dibanding bulan sebelumnya.
Selain itu, cadangan devisa Malaysia per April 2019 naik US$2,7 miliar menjadi US$105,7 miliar dibanding Maret 2019. Sementara Thailand turun US$2 miliar menjadi US$209,9 miliar per Mei 2019. "Kalau melihat peers artinya cadev indonesia yang terkoreksi paling dalam," tukasnya.
Untuk diketahui, Bank Indonesia (BI) mencatat adanya penurunan cadangan devisa Indonesia pada akhir Mei 2019 menjadi US$120,3 miliar dari US$124,3 miliar. (A-3)
Perempuan diharapkan bisa mandiri secara finasial dan mampu berdaya guna sehingga dapat menyejahterakan dan meningkatkan kualitas hidup.
Program ini juga dirancang untuk meningkatkan partisipasi perempuan dalam sektor pariwisata desa, memberikan mereka akses yang lebih luas untuk mengembangkan potensi ekonomi mereka.
Lembata merupakan wilayah yang memiliki ragam komoditas mulai dari kopi, ikan hingga wastra, namun kurang terekspos sehingga tidak cukup meningkatkan perekonomian masyarakat
Membangun perekonomian Jabar bukan semata-mata menjadi tanggung jawab pemerintah daerah. Itu harus dilakukan secara sinergi kolaboratif berbagai pihak.
Sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan sehingga akan membutuhkan tenaga yang sangat banyak.
Pemerintah daerah di Priangan Timur harus bersinergi dengan berbagai elemen untuk membangun ketahanan ekonomi.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved