Headline
Putusan MK dapat memicu deadlock constitutional.
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan melakukan pemadaman pada 20 pembangkit listrik dengan total kapasitas 10.000 megawatt yang berada pada sistem kelistrikan Jawa Bali pada periode Lebaran 2019. Hal itu dilakukan lantaran beban puncak kelistrikan sistem Jawa Bali selama momen tersebut diprediksi menurun 62% atau sekitar 10.637 megawatt.
"Ini terjadi karena sejumlah industri dan perkantoran tidak beroperasi sehingga beban puncak listrik saat Lebaran lebih rendah ketimbang hari kerja," ujar Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah PLN Amir Rosidin di sela kunjungan ke Unit Induk Pusat Pengatur Beban (UIP2B) Gandul, Depok, Jawa Barat, kemarin.
Daya listrik yang mampu dihasilkan dari pembangkit Jawa Bali saat ini mencapai 34.716 megawatt. Sementara itu, untuk masa Lebaran saja, pasokan listrik yang dibutuhkan hanya 27.817 megawatt. Angka tersebut berasal dari hitungan kebutuhan pelayanan beban puncak Lebaran sebesar 17.179 megawatt dan untuk cadangan operasi sebesar 10.637 megawatt.
Bagi para produsen listrik, upaya pemadaman itu juga akan dimanfaatkan sebagai momentum pemeliharaan pembangkit. "Pengelola akan memiliki waktu untuk melakukan simple inspection," ungkap Amir.
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Barat PLN Hariyanto WS menambakan, berdasarkan pengalaman selama ini, beban puncak malam hari pada sistem kelistrikan nasional menurun 29%-31%, dan sistem Jawa Bali menurun sebesar 60%.
"Jika mengacu pada perbandingan itu, perkiraan kondisi pasokan tenaga listrik selama periode Idul Fitri 2019 mulai dari H-7 sampai H+7 pada sistem kelistrikan Jawa Bali, Sumatra, dan Indonesia Timur berada pada kondisi pasokan cukup," paparnya.
PLN pun memastikan, meski terjadi pemadaman 20 pembangkit listrik di sistem kelistrikan Jawa Bali, suplai dan keandalan listrik tetap terjaga.
Bahkan, lanjut dia, PLN tetap menyiapkan satuan tugas distribusi yang disebar ke seluruh wilayah. Hal itu untuk menjamin pasokan listrik dan antisipasi gangguan jaringan selama Ramadan hingga Lebaran.
"Kami telah menetapkan masa siaga Lebaran dari H-15 sampai H+15 dengan membentuk posko Lebaran yang beroperasi 24 jam. Walau pasokan listrik menurun, keandalan sistem tetap dijaga," ujar Haryanto.
Pasokan aman
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Archandra Tahar yang turut dalam kunjungan ke UIP2B Gandul itu memastikan pasokan listrik untuk wilayah Jawa dan Bali akan aman selama periode Lebaran tahun ini.
Archandra menilai PT PLN telah melakukan antisipasi dengan menyiapkan pasokan yang melebihi kebutuhan. "Kesiapan pasokan listrik sangat penting agar masyarakat bisa menikmati Lebaran. Untuk itu, kami pastikan keandalan dan ketersediaan suplai listrik selama Lebaran dalam kondisi cukup," ujar Archandra.
Pada kunjungan itu, Archandra juga memastikan kesiapan unit pembangkit, menghentikan pemeliharaan instalasi di transmisi pembangkit induk, membuat rencana pola unit pembangkit, serta melakukan pengawasan dan siaga pada sejumlah objek vital seperti masjid dan keramaian. (KG/E-3)
tarif tenaga listrik PT PLN (Persero) Triwulan III atau periode Juli-September Tahun 2025 untuk 13 golongan pelanggan nonsubsidi tidak mengalami kenaikan atau tetap
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memutuskan tarif listrik PT PLN, pada triwulan III atau periode Juli-September Tahun 2025 tidak naik.
Masyarakat di sekitar wilayah jaringan diajak aktif peduli lingkungan melalui program tukar sampah dengan internet.
PEMERINTAH membatalkan rencana kebijakan diskon tarif listrik 50 persen tahap kedua untuk Juni-Juli 2025.
Pemerintah berencana kembali menggulirkan program diskon tarif listrik sebesar 50% bagi pelanggan rumah tangga dengan daya di bawah 1.300 volt ampere (VA).
Indonesia diproyeksikan akan menjadi net importer gas fosil pada 2040, hingga dampak kesehatan dan lingkungan yang meningkat di sekitar pembangkit.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved