Headline
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
. AS kembali memundurkan waktu pemberlakuan tarif resiprokal menjadi 1 Agustus.
Penurunan permukaan tanah di Jakarta terus menjadi ancaman serius.
PT Bank Tabungan Negara (BTN) (persero) Tbk mengantongi laba bersih Rp723 miliar selama kuartal I 2019 atau tumbuh 5,67% (year on year/yoy) jika dibandingkan dengan di periode sama 2018 yang sebesar Rp684 miliar. Menurut Direktur Utama BTN Maryono di Jakarta, kemarin, laba perseroan ditopang pertumbuhan pendapatan bunga sebesar Rp6,42 triliun atau naik 21,69% (yoy) dari periode yang sama di 2018 sebesar Rp5,27 triliun.
Namun, secara bersih, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BTN hanya tumbuh 1,44% atau menjadi Rp2,4 triliun dengan salah satu penyebabnya ialah tekanan dalam biaya dana (cost of fund) perseroan.
"Adapun pertumbuhan penya-luran kredit naik 19,57% dari Rp202,5 triliun pada triwulan I 2018 menjadi Rp242,13 triliun," kata Maryono.Menurut Maryono, pertumbuhan kredit bersumber dari pasar andalan perseoran yakni lini sektor perumahan dan nonperumahan.Di sektor perumahan, kredit tercatat tumbuh 19,11% dari Rp184,46 triliun pada akhir Maret 2018 menjadi Rp219 triliun di akhir Maret 2019.
Baca Juga: Pemerintah Siapkan Bujet Kartu Jokowi
Meskipun pertumbuhan kredit secara keseluruhan sebesar 19,57%, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) BTN berada di sekitar 2% atau jauh di bawah batas maksimal ketentuan BI 5%.
Fungsi intermediasi BTN tersebut ditopang penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang sebesar Rp215,8 triliun atau tumbuh 10,98%. Pertumbuhan kredit dan penghimpunan DPK BTN itu mendorong kenaikan aset perseroan sebesar 16,47% (yoy) dari Rp258,73 triliun pada kuartal I 2018 menjadi Rp301,34 triliun.
Sebagai agen program satu juta rumah, hingga kuartal I 2019, Bank BTN telah menyalurkan kredit perumahan untuk 207.317 unit atau senilai Rp22,65 triliun.
Perinciannya 150.064 rumah KPR subsidi senilai Rp9,62 triliun dan 57.253 unit KPR nonsubsidi Rp13,02 triliun. Realisasi ini setara 25,91% dari target 800 ribu unit yang ditetapkan pada 2019. (E-1)
Sepuluh developer ini mencatat kontribusi signifikan dengan total realisasi kredit mencapai Rp1,7 triliun, setara 50% dari total KPR Non Subsidi yang disalurkan BTN
Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu mengatakan pihaknya sangat serius untuk menyukseskan program perumahan nasional pemerintah.
Tahun ini, stok milik pengembang yang bekerja sama dengan BTN jika ditotal sudah mencapai 500 ribu unit lebih.
Dalam catatan BTN, saat ini terdapat lebih dari 38 ribu rumah yang sertifikatnya belum terselesaikan oleh developer. Rumah-rumah tersebut melibatkan 4.000 proyek.
BANK Tabungan Negara (BTN) menyusun skema pembiyaan kredit perumahan rakyat (KPR) bagi pekerja sektor informal. Seperti tukang cukur, ojek online, dan lainnya.
Bank Muamalat diduga mengalami kerugian besar setara Asabri atau Jiwasraya.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved