Pertumbuhan Ekonomi tidak Mengecewakan

Satria Sakti Utama
14/4/2019 19:05
Pertumbuhan Ekonomi tidak Mengecewakan
Bhima Yudhistira, Ekonom Indef(MI/Permana)

PERTUMBUHAN ekonomi Indonesia dipandang tidak mengagumkan, tetapi juga tidak mengecewakan. Hal ini disampaikan oleh ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara saat dihubungi, Minggu (14/4).

Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun lalu berada di angka 5,17% atau dikalahkan Vietnam dan Filipina pada kawasan Asia Tenggara. Tapi jika dibandingkan dengan negara-negara G-20, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tempat ketiga.

"Saya pikir pertumbuhan ekonomi kita moderat saja. Dibilang mau krisis ya tidak, dibilang bagus banget ya tidak," kata Bhima.

Laju pertumbuhan ekonomi yang biasa saja alias moderat salah satunya akibat investasi dari pihak asing yang cenderung melambat. Di sisi lain, pertumbuhan investor domestik ditopang kinerja Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang mencapai angka di atas 20% belum mampu mengatrol kenaikan pertumbuhan ekonomi nasional.

"Investasi asing minus jadi harus memperkuat struktur ekonomi kita. Ada 16 paket kebijakan yang perlu dipertajam insentifnya," imbuh Bhima.

Pemerintah mendapatkan apresiasi khusus dalam beberapa aspek seperti penurunan angka kemiskinan menjadi satu digit, berkurangnya pengangguran, dan semakin tipisnya ketimpangan ekonomi. Namun, Bhima menilai pemerintah seharusnya dapat menekan angka-angka tersebut lebih kecil lagi.

Sebagai contoh, angka kemiskinan per September 2018 lalu tercatat pada kisaran 9,66% dari jumlah penduduk Indonesia atau setara 25,67 juta jiwa. Angka tersebut disebut Bhima dapat dipangkas lagi menjadi 7%-8%, meski membutuhkan usaha yang lebih keras.

"Misal indikator kesejahteraan mengatakan aspek kemiskinan turun, pengangguran turun, ketimpangan turun. Ini achievement yang harus diapresiasi. Di sisi lain, kita melihat penurunan ini kurang signifikan. Target pemerintah 7%-8% dan memang harus ada effort lebih besar lagi," tutupnya. (A-2)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya