Headline

Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.

Fokus

Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.

Pemangkasan Ekspor Karet Tidak akan Kurangi Nilai Ekspor

Andhika Prasetyo
01/4/2019 17:45
 Pemangkasan Ekspor Karet Tidak akan Kurangi Nilai Ekspor
Pekerja memuat getah karet di tempat penampungan karet sementara Singkut, Sarolangun, Jambi(ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)

KEPALA Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan Kementerian Perdagangan, Kasan Muhri, mengatakan kebijakan pengurangan volume ekspor karet belum tentu secara otomatis mengurangi nilai ekspor Indonesia.

Pasalnya, jika skema pemangkasan ekspor berhasil mengurangi pasokan di tingkat global dan membuat harga karet menjadi baik, nilai ekspor dipastikan tetap akan terjaga.

"Pengurangan volume ekspor akan dikompensasi dengan kenaikan harga. Kita ekspor lebih sedikit tapi dengan harga yang lebih bagus," ujar Kasan di kantornya, Jakarta, Senin (1/4).

Ia mengungkapkan, harga karet sempat merosot hingga menyentuh US$1,21 per kilogram (kg) pada November 2018.

Namun, ketika rencana pemangkasan disuarakan pada Desember lalu, harga komoditas itu berangsur membaik dan terkerek hingga US$1,4 per kg.

"Per kg perbedaannnya memang hanya 20 sen, tapi kalau kita ekspornya tiga juta ton itu nilainya bisa triliunan rupiah. Jadi pengurangan ekspor bukan berarti mengurangi nilai ekspor," jelasnya.

 

Baca juga: Indonesia Resmi Pangkas Ekspor Karet

 

Ia berharap, dalam waktu yang tidak lama, harga karet akan kembali terangkat hingga melewati US$2 per kg.

Kebijakan pengurangan ekspor karet dituangkan dalam Agreed Export Tonnage Scheme alias AETS ke-6 yang disepakati tiga negara produsen dan eksportir terbesar yakni Indonesia, Thailand dan Malaysia.

Indonesia akan memangkas ekspor hingga 98.160 ton. Adapun, Malaysia sepakat untuk menekan ekspor sebesar 15.600 ton, sedangkan pengurangan yang dilakukan Thailand mencapai 126.240 ton. Dengan demikian, secara akumulasi, ketiga negara menahan ekspor karet alam sebanyak 240.000 ton dan itu dilakukan selama empat bulan ke depan. (OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya