Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
ALIRAN listrik di gerai lapor diri atau check in counter maskapai Sriwijaya Air diputus tiba-tiba oleh pengelola bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, karena belum membayar utang sebesar Rp46 miliar.
"Sriwijaya Air Group memang memiliki kewajiban kepada AP II. Dan hingga saat ini kami sedang berupaya keras memperbaiki keuangan perusahaan serta dapat memenuhi seluruh kewajiban," kata Vice President Corporate Secretary Sriwijaya Air Retri Maya dalam keterangan resmi yang diterima, Kamis (28/3).
Maya menambahkan, hingga saat ini, kondisi keuangan Sriwijaya Air Group dinilai masih belum sehat.
Hal tersebut diyakini karena tingginya biaya operasional dalam bisnis penerbangan saat ini.
Kerja sama operasi atau manajemen dengan Garuda Indonesia Group menjadi poin penting untuk melakukan negosiasi dan restrukturisasi kewajiban Sriwijaya Air Group pada pihak BUMN.
Baca juga: KAI Siap Operasikan Kereta Bandara Kertajati
Namun, hal itu tentu juga masih membutuhkan bantuan dari yang lainnya termasuk para pengelola bandara.
"Apalagi pemerintah berencana akan menurunkan harga tiket kembali. Hal tersebut tentu akan semakin menyulitkan kami," katanya.
Terkait pemadaman listrik ini, seluruh proses penerbangan Sriwijaya Air Group malam ini diyakini akan mengalami keterlambatan karena terjadi penumpukan di check in counter.
Meski begitu, pihak Sriwijaya Air Group berkomitmen tetap melayani seluruh pelanggannya meski melalui proses manual.
Sriwijaya Air menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan yang dialami seluruh pelanggan sehubungan pemadaman listrik yang dilakukan oleh pengelola bandara di wilayah Terminal II Bandara Soekarno Hatta di Tangerang.
"Untuk saat ini, seluruh proses kita layani secara manual. Sekali lagi kami atas nama Sriwijaya Air Group mohon maaf kepada seluruh pelanggan kami," pungkas Maya. (OL-2)
Pelita Air akan membuka rute internasional perdananya menuju Singapura pada 18 Agustus 2025 mendatang.
Dibandingkan penggabungan, pendekatan berbasis aliansi akan jauh lebih strategis. Ia mencontohkan model aliansi global seperti OneWorld, SkyTeam, dan Star Alliance.
Aliansi memungkinkan maskapai tetap mandiri namun bekerja sama dalam memperluas jaringan, efisiensi operasional, hingga program loyalitas.
Menurut Kemenhub, Pelita Air dinobatkan sebagai maskapai paling tepat waktu di Indonesia pada 2024 dengan tingkat ketepatan jadwal 94,3%.
Di saat banyak maskapai lain berjuang keras mempertahankan performa on-time, maskapai justru mampu konsisten berada di posisi teratas.
Sejumlah maskapai dunia membatalkan dan mengalihkan rute penerbangan di kawasan Timur Tengah, pada Jumat (14/6). Langkah itu dilakukan menyusul serangan Israel terhadap Iran.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved