Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Pemilu tak Pengaruhi Pasar Properti

Budi Ernanto
26/3/2019 08:55
Pemilu tak Pengaruhi Pasar Properti
SEKTOR PROPERTI STABIL: Pramuniaga menunjukkan maket properti rumah hunian yang dipajang dalam Pameran Properti di Malang, Jawa Timur, bulan lalu. Politik nasional yang memanas dalam tiga bulan terakhir tidak memiliki pengaruh apa pun dalam penjualan produ(ANTARA/ARI BOWO SUCIPTO)

PEMILU 2019 rupanya tidak menjadi hambatan bagi bisnis para pengembang. Beberapa menyatakan kondisi politik nasional yang memanas dalam tiga bulan terakhir tidak memiliki pengaruh apa pun dalam penjualan produk hunian untuk masyarakat.

 

Direktur PT Medina Berkah Properti Dede Ahmad Yasha, salah satu pengembang di Aceh, mengatakan pihaknya tidak menerapkan prinsip wait and see hanya karena ada pemilu. Medina yang fokus di Banda Aceh dan Aceh Besar hanya terkendala soal klasik, yakni membeli bahan baku harus dari luar provinsi.

 

"Kami harus dapatkan bahan bangunan dari Medan (Sumatra Utara). Itu yang buat kami jual lebih mahal. Tapi masyarakat tidak ada yang memilih menunggu hingga pemilu selesai baru beli rumah. Kami sendiri mengalami peningkatan penjualan sejak 2017," kata Dede di sela-sela Gala Dinner HUT ke-47 Real Estat Indonesia (REI) di Surabaya, Jawa Timur, Minggu (24/3).

Bahkan, Dede menjelaskan penjualan hunian di provinsi paling utara Sumatra itu juga dalam kondisi yang baik. Dari data yang dia pegang, ada sekitar 4.000 rumah terjual pada 2018 atau naik 1.000 unit dari tahun sebelumnya.

Hal senada diungkapkan pengembang asal Sulawesi Selatan, Direktur PT Zarinda Grup, M Shadiq. Shadiq mengatakan sektor properti pada 2018 mampu menyumbangkan pendapatan sebesar 10,18% pada 2018 atau naik dari 7,6% dari tahun sebelumnya. "Regulasi yang dikeluarkan pemerintah daerah mendukung, misalnya, kemudahan perizinan. Demand juga bagus. Jika dihitung-hitung masih ada backlog 360 ribu unit saat ini," kata Shadiq yang juga merupakan Ketua REI Sulawesi Selatan.

Baca Juga : Demokrasi, Diskursus, dan Pemilu Damai

Shadiq menambahkan, REI Sulawesi Selatan juga telah merancang program untuk bisa menggaet pembeli baru, khususnya yang dari kalangan milenial. "Katanya milenial divonis sulit beli rumah karena uangnya selalu dipakai traveling. Makanya, kami akan buat pameran bersama perusahaan travel. Jadi, misalnya, beli tiket pesawat dijadikan untuk uang muka beli rumah," kata dia.

Ketua Umum REI Soelaeman Soemawinata mengatakan pegiat pasar properti sebenarnya hanya takut jika kondisi ekonomi sedang memburuk. Dari laporan para pengembang di seluruh Indonesia, Soelaeman mengatakan angka pertumbuhan kredit perumahan dalam kategori bagus.

"Ke depannya, pengembang harus lebih kreatif lagi. Seandainya ada yang bilang milenial susah beli rumah, tidak kuat bayar, kan bisa saja swap bunga di tahun ke sekian. Jadi, di awal tanpa bunga. Itu butuh kerja sama antara bank dan pengembang. Saya rasa sih milenial berpendapatan tetap bisa kok sebenarnya punya rumah," kata dia.

Ulang tahun ke-47

Sekitar 1.200 anggota REI seluruh Indonesia pada Minggu (24/3) di Surabaya merayakan ulang tahun ke-47 asosiasi perusahaan properti tertua dan terbesar di Tanah Air tersebut. Acaranya digelar di Ciputra Golf Club dan hadir Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofyan Djalil serta Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Eleatianto Dardak.

Dalam sambutannya, Soelaeman memastikan REI akan terus mendukung program Sejuta Rumah yang digagas pemerintah. Tahun ini, REI menargetkan pembangunan sekitar 430 ribu rumah yang terdiri atas 230 ribu rumah bersubsidi dan 200 ribu rumah komersial kelas bawah dengan kisaran harga Rp200 juta-Rp300 juta.

Sementara itu, Emil menyatakan sangat gembira Jawa Timur dipilih menjadi tempat perayaan ulang tahun REI. Dia berpesan agar REI dengan para anggotanya dapat memanfaatkan infrastruktur yang telah dibangun pemerintah untuk bisa terus menyediakan hunian bagi masyarakat Indonesia. "Kami minta pengembang bisa akselerasi pembangunan dengan memanfaatkan pengembangan infrastruktur darat, laut, dan udara. Tugas pengembang sekarang ialah melanjutkan pembangunan. Banyak yang bisa digantungkan ke pengembang," kata Emil. (S-1)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : PKL
Berita Lainnya