Headline

Kecelakaan berulang jadi refleksi tata kelola keselamatan pelayaran yang buruk.

Fokus

Tidak mengutuk serangan Israel dan AS dikritik

Produk Indonesia akan Nikmati Tarif 0 Persen ke Australia

Andhika Prasetyo
04/3/2019 13:28
Produk Indonesia akan Nikmati Tarif 0 Persen ke Australia
(Ilustrasi)

SELURUH produk Indonesia yang diekspor ke Australia akan menikmati tarif 0%. Manfaat itu didapat setelah perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) ditandatangani di Jakarta, Senin (4/3).

Dengan kebijakan itu, komoditas-komoditas unggulan Tanah Air diproyeksikan mengalami peningkatan nilai penjualan ke Negeri Kangguru. Beberapa di antaranya ialah tekstil yang pada 2018 hanya membukukan transaksi sebesar US$306,4 juta, karpet senilai US$4,5 juta, ethylene glycol US$2,5 juta, lembaran polymers ethylene US$1,8 dan furnitur kayu US$0,8 juta.

Semua komoditas itu semula dikenai tarif 5% lalu kemudian dihapuskan menjadi 0% setelah IA-CEPA disepakati.

Menteri Perdagangan Republik Indonesia Enggartiasto Lukita mengatakan perjanjian akan semakin menguatkan hubungan kerja sama ekonomi antarkedua negara yang sudah terjalin sejak lama.

"Indonesia dan Australia akan mewujudkan kemitraan ekonomi yang lebih komprehensif, berkualitas tinggi dan saling menguntungkan. Tidak hanya mencakup perdagangan barang tetapi juga jasa dan investasi," ujar Enggartiasto usai acara penandatanganan IA-CEPA.

Dalam sektor jasa dan investasi, Indonesia dan Australia akan mendapatkan akses yang lebih baik, terutama pada pertukaran profesional.

Baca juga: RI- Australia Akhirnya Tandatangani IA-CEPA 

Pemerintah Australia sudah menyiapkan program magang bagi 200 tenaga kerja profesional asal Indonesia di bidang pendidikan, pariwisata, telekomunikasi, infrastruktur, kesehatan, energi, pertambangan, sektor keuangan dan teknologi komunikasi dan informasi. Tidak hanya itu, mereka juga memberikan program rekognisi bagi profesi engineering sehingga bisa memiliki standar dan kompetensi bertaraf internasional.

Dengan kondisi itu, para tenaga kerja Tanah Air akan memiliki lebih banyak kesempatan untuk masuk ke pasar kerja global.

Lebih jauh, Australia juga diberi kesempatan besar untuk menanamkan modal di sektor pendidikan tinggi dan vokasional di Indonesia.

Fitur unik itu mencerminkan tekad kuat kedua negara untuk membangun sumber daya manusia yang lebih berkualitas ke depannya.

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan, transaksi bilateral antara Indonesia dan Australia tercatat US$8,6 miliar pada 2018. Ekspor utama Indonesia ke Australia berupa furnitur, ban, panel layar, dan alas kaki. Sebaliknya, Indonesia banyak mengimpor gandum, minyak bumi, ternak hidup, batu bara, dan gula mentah.

Badan Koordinasi Penanaman Modal Indonesia melaporkan total investasi Australia ke Indonesia pada 2018 mencapai US$597 juta. Angka-angka itu diperkirakan akan meningkat begitu perjanjian mulai berlaku.(OL-5)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Berita Lainnya