Headline
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Kenaikan harga minyak dunia mungkin terjadi dalam 4-5 hari dan akan kembali normal.
Presiden menargetkan Indonesia bebas dari kemiskinan pada 2045.
KEMENTERIAN Keuangan melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan Resiko (DJPPR) resmi meluncurkan instrumen investasi sukuk dengan Seri ST-003 pada Jum'at (1/2).
ST-003 menawarkan imbalan mengambang dengan imbalan minimal (floating with floor) sebesar 8,15% p.a dan mengacu pada BI 7 Days Reverse Repo Rate ditambah spread tetap 215 bps.
Imbalan mengambang dapat diartikan sebagai besaran imbalan sukuk tabungan yang akan disesuaikan dengan perubahan BI 7 Days Reverse Repo Rate setiap tiga bulan sekali.
Imbalan minimal dapat diartikan tingkat imbalan pertama yang ditetapkan akan menjadi imbalan minimal yang berlaku sampai dengan jatuh tempo.
Para investor ritel dipastikan sudah bisa membeli ST-003, mulai Rp1 juta-Rp3 miliar secara online melalui 13 mitra distribusi. Yakni, BRI Syariah, Bank Syariah Mandiri, Bank Central Asia, Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia, Bank Permata, Bank Rakyat Indonesia, dan Bank Tabungan Negara.
Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan Luky Alfirman mengatakan sukuk tabungan merupakan instrumen di pasar keuangan berbasis syariah, sukuk tabungan ini juga akan dipasarkan melalui online.
"Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar, jadi kami hadirkan ST-003 untuk memberikan alternatif kepada investor yang memiliki preferensi instrumen yang berbasis syariah" ucap Luky di Jakarta.
Baca juga: Mandiri Syariah Siap Jual Sukuk Tabungan ST003
Luky memastikan bahwa penerbitan ST-003 merupakan kesempatan yang manfaatnya bisa dirasakan baik oleh pemerintah maupun masyarakat.
Apalagi potensi pasar instrumental di pasar keuangan berbasis syariah, investasinya sangat besar dengan populasi masyarakat indonesia yang didominasi kaum muslim. Luky pun berharap ST-003 akan meningkatkan jumlah investor domestik.
"Kita punya potensi ritel kecil-kecil, tapi banyak. Kita bicara 260 juta populasi masyarakat Indonesia, mayoritas muslim. Kecil-kecil, tetapi luar biasa besarnya. Jadi, bagaimana caranya, kita tingkatkan SBSN (Surat Berharga Syariah Negara) ini, sekaligus investor domestik," ujarnya. (OL-7)
PT Bank Negara Indonesia (BNI) terus berupaya memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk berinvestasi.
Dana hasil penerbitan akan digunakan untuk penguatan struktur permodalan dan ekspansi pembiayaan berbasis akad murabahah kepada nasabah pada segmen produktif dan konsumtif.
Perusahaan juga mencatat peningkatan signifikan dalam total nilai penjaminan emisi obligasi dan sukuk sebesar Rp14,6 triliun pada 2024.
Pasar obligasi Indonesia dipandang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi. Sejumlah sektor pun menawarkan potensi yang cerah untuk para investor, seperti asuransi dan dana pensiun.
Investasi kini menjadi langkah penting untuk mencapai kestabilan finansial dan kesejahteraan di masa depan.
BANK Indonesia menyatakan instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) bakal dipertahankan dalam waktu yang cukup lama. Itu karena instrumen tersebut dinilai bekerja dengan efektif
bahwa 80% masyarakat Indonesia usia 20-40 tahun menabung untuk kebutuhan masa depan,
ST010 patut jadi pertimbangan untuk pilihan investasi, karena instrumen ini dinilai menarik seiring dengan makin besarnya potensi penurunan suku bunga acuan.
Produk tersebut adalah Sukuk Tabungan seri ST009, yang mulai dipasarkan sejak tanggal 11 November 2022 lalu.
Manuel Adhi Purwanto, menyambut positif upaya pemerintah dalam melakukan pengendalian perubahan iklim lewat instrumen investasi green sukuk ritel.
Pemerintah mengaku tidak dapat memenuhi kebutuhan dana tersebut apabila hanya bersumber dari APBN.
Penjualan sukuk itu dimulai dari Rp1 juta hingga Rp3 miliar dengan masa penawaran mulai 4 November hingga 25 November 2020.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved