Headline

Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.

Darmin: Pemerintah Cari Cara Antisipasi Perlambatan Ekonomi Tiongkok

Eko Nordiansyah
22/1/2019 14:55
Darmin: Pemerintah Cari Cara Antisipasi Perlambatan Ekonomi Tiongkok
(ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma)

PEMERINTAH terus mencari cara guna mengantisipasi dampak perlambatan ekonomi Tiongkok terhadap pereknomian Tanah Air. Pasalnya, melambatnya ekonomi di negara tersebut ditambah ekonomi Amerika Serikat (AS) yang juga melambat bisa memengaruhi kinerja ekspor Indonesia.

"Bagaimana kita mencari pasar yang baru, mendorong komoditas baru dan sebagainya. Enggak bisa juga secara sekaligus semua pasti bertahap," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Damin Nasution, di Kemenko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Selasa (22/1).

Sementara secara ekonomi, lanjut Darmin, Indonesia tidak bisa hanya bergantung pada ekspor ke negara lain. Pasalnya motor penggerak ekonomi nasional juga dipengaruhi oleh tingkat konsumsi, investasi, hingga belanja pemerintah. 

"Kalau ekspor melambat, impor cepat, pengurangannya jadi sedikit agak besar. Walau ekspor dan impor kita itu hampir sama besarnya, itu bedanya selalu sedikit sekali dampak ke pertumbuhan (ekonomi), itu selisihnya," jelas dia. 

 

Baca juga: Laju Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok Semakin Melambat

 

Meski demikian, Darmin enggan menyebut pemerintah terlalu khawatir terhadap perlambatan ekonomi di beberapa negara maju. Menurut dia pemerintah memang perlu bekerja lebih keras agar pertumbuhan ekonomi bisa tercapai sesuai dengan target.

"Jadi selalu ada pilihan untuk mengisi kekurangan (penggerak ekonomi) di lainnya. Kalian tanyanya selalu begitu, saya enggak pernah mau bilang enggak khawatir. Perlu kerja lebih keras, itu lebih benar," pungkasnya.

Sebelumnya, Biro Statistik Nasional (NBS) Tiongkok mencatat ekonominya tumbuh 6,6% secara year on year (yoy) pada 2018. Meski di atas target resmi sekitar 6,5%, namun angka ini lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi 2017 sebesar 6,8%. (Medcom/OL-3)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Dwi Tupani
Berita Lainnya