Headline
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
Nyanyi Bareng Jakarta (NBJ) terinspirasi dari komunitas serupa di luar negeri yang mewadahi orang bernyanyi bersama tanpa saling kenal.
PEMERINTAH terus mencari cara guna mengantisipasi dampak perlambatan ekonomi Tiongkok terhadap pereknomian Tanah Air. Pasalnya, melambatnya ekonomi di negara tersebut ditambah ekonomi Amerika Serikat (AS) yang juga melambat bisa memengaruhi kinerja ekspor Indonesia.
"Bagaimana kita mencari pasar yang baru, mendorong komoditas baru dan sebagainya. Enggak bisa juga secara sekaligus semua pasti bertahap," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Damin Nasution, di Kemenko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta Pusat, Selasa (22/1).
Sementara secara ekonomi, lanjut Darmin, Indonesia tidak bisa hanya bergantung pada ekspor ke negara lain. Pasalnya motor penggerak ekonomi nasional juga dipengaruhi oleh tingkat konsumsi, investasi, hingga belanja pemerintah.
"Kalau ekspor melambat, impor cepat, pengurangannya jadi sedikit agak besar. Walau ekspor dan impor kita itu hampir sama besarnya, itu bedanya selalu sedikit sekali dampak ke pertumbuhan (ekonomi), itu selisihnya," jelas dia.
Baca juga: Laju Pertumbuhan Ekonomi Tiongkok Semakin Melambat
Meski demikian, Darmin enggan menyebut pemerintah terlalu khawatir terhadap perlambatan ekonomi di beberapa negara maju. Menurut dia pemerintah memang perlu bekerja lebih keras agar pertumbuhan ekonomi bisa tercapai sesuai dengan target.
"Jadi selalu ada pilihan untuk mengisi kekurangan (penggerak ekonomi) di lainnya. Kalian tanyanya selalu begitu, saya enggak pernah mau bilang enggak khawatir. Perlu kerja lebih keras, itu lebih benar," pungkasnya.
Sebelumnya, Biro Statistik Nasional (NBS) Tiongkok mencatat ekonominya tumbuh 6,6% secara year on year (yoy) pada 2018. Meski di atas target resmi sekitar 6,5%, namun angka ini lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi 2017 sebesar 6,8%. (Medcom/OL-3)
Wisata ziarah religi di Tiongkok belakangan semakin banyak dilirik wisatawan dari seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia.
Sebuah kota industri di selatan Tiongkok melaporkan lebih dari 3.100 kasus chikungunya sepanjang bulan ini, menjadikannya wabah terbesar penyakit yang ditularkan nyamuk di Tiongkok
Presiden AS Donald Trump desak CEO Intel Lip-Bu Tan mundur dari jabatannya, terkait dugaan hubungannya dengan Tiongkok.
Tiongkok justru bergerak cepat dengan membuka pasarnya bagi kopi Brasil, menyusul kenaikan bea masuk 50% oleh Donald Trump.
Chikungunya mewabah di Tiongkok, tepatnya di Provinsi Guangdong, sejak Juli 2025. Hingga awal Agustus, lebih dari 7.000 kasus telah dilaporkan, menyebar di berbagai kota
Kemenlu Thailand membantah pemberitaan media Kamboja yang menuduh pemerintahan 'Negeri Gajah Putih' tengah mengupayakan pembunuhan terhadap Perdana Menteri Kamboja Hun Manet.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved