Headline

Karhutla berulang terjadi di area konsesi yang sama.

Fokus

Angka penduduk miskin Maret 2025 adalah yang terendah sepanjang sejarah.

BI: Wajar Bunga Deposito Naik Cepat

Fetry Wuryasti
18/1/2019 19:24
BI: Wajar Bunga Deposito Naik Cepat
(ANTARA)

BANK Indonesia menilai wajar bila tingkat suku bunga deposito perbankan naik lebih cepat sebagai imbas dari kenaikan suku bunga kebijakan BI Rate 7 Day Reverse Repo Rate.

"Wajar kalau suku bunga deposito merespon lebih cepat kenaikan suku bunga BI. Alasannya karena memang pendanaan perbankan berupa ritel (dana pihak ketiga). Oleh karena itu kalau suku bunga pasar uang naik, ritel funding bank harus naik," ujar Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, di Jakarta, Jumat (18/1).

Baca juga: Jelang Pemilu 2019, Minat IPO Tetap Tinggi

Dia menekankan, kenaikan suku bunga acuan tidak terlalu mengakibatkan pengetatan likuiditas. Sebab, berbeda dari tahun lalu yang terjadi pengurangan likuiditas karena aliran modal asing keluar Indonesia meski BI sudah dilakukan pelonggaran likuiditas.

Tahun lalu pendanaan bank berkurang tidak hanya dari DPK juga dari dana luar negeri. Tapi tahun ini aliran modal asing mulai masuk kembali.

Meski begitu, kenaikan suku bunga deposito perbankan tidak serta merta langsung diikuti juga dengan kenaikan bunga kredit yang ekspansif. Bank lebih banyak meningkatkan efisensi, dan mengurangi spread/selisih suku bunga  deposito dan kredit.

Tingkat suku bunga kredit korporasi sendiri rata-rata masih di bawah 10%. Sedangkan, tingkat bunga kredit untuk konsumsi 11%, untuk modal kerja 10% dan di bawah 10% untuk untuk investasi.

"BI dan OJK terus berkoordinasi dan memastikan lidkuitas cukup di pasar uang dan perbankan. Caranya dalam ekspansk operasi moneter, lalu terbitkan beberapa kebijakan untuk menambah manajemen maupun likuditas bank," tandasnya.

Bank Indonesia juga melihat pola musiaman pertumbuhan kredit pada triwulan IV / 2018 memang tinggi yaitu 12-13%. Sedangkan, pada triwulan I/2019 pertumbuhan kredit agak menurun. "Tapi secara keseluruhan pertumbuhan kredit pada kisaran kami berada di 10 - 12% di 2019," imbuhnya.

Baca juga: Per 17 Januari, Aliran Modal Asing Masuk Rp14,75 Triliun

Sedangkan pada rencana bisnis bank (RBB) optimistis pada angka capaian pertumbuha kredit bisa 13%.Adapun faktor yang mendorong kredit ke depan yaitu permintaan kredit untuk produksi dan untuk investasi dari dunia usaha yang diperkirakan akan naik.

"Seperti kredit untuk bahan baku, modal kerja dan investasi. Sama halnya dengan impor, yang tinggi permintaan dari barang modal dan bahan baku," tukas Perry. (OL-6)



Cek berita dan artikel yg lain di Google News dan dan ikuti WhatsApp channel mediaindonesia.com
Editor : Astri Novaria
Berita Lainnya