Headline
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Buruknya komunikasi picu masalah yang sebetulnya bisa dihindari.
Pemprov DKI Jakarta berupaya agar seni dan tradisi Betawi tetap tumbuh dan hidup.
KAMU pernah melihat seorang anak berbohong? Misalnya seperti "Aku tidak mengambil mainan itu, ma," ujar si kecil sambil menyembunyikan mainan di belakang punggungnya.
Meski kebohongan tersebut terasa sepele, tetapi apabila sering terjadi, bisa menjadi tanda yang perlu diperhatikan. Melansir dari situs Tentang Anak, platform parenting, berbohong merupakan perilaku yang sering muncul bahkan sejak anak berusia dini.
Sebagian besar anak mulai memahami konsep kebohongan saat usia mereka sekitar 3 tahun, ketika mereka menyadari bahwa orangtua atau orang lain tidak selalu bisa mengetahui pikiran mereka. Hal tersebut merupakan tahap perkembangan kognitif yang menunjukkan kemajuan dalam kemampuan sosial dan emosional anak.
Untuk mengatasi anak yang kerap berbohong, anak perlu diajarkan sejak dini tentang konsep kejujuran. Berikut cara mengatasi anak yang sering berbohong, seperti dilansir dari situs Tentang Anak.
1. Bicara tentang Kejujuran
Orangtua perlu menjelaskan kepada anak mengapa kejujuran penting dalam hubungan dan kehidupan sehari-hari. Jelaskan beserta contoh sederhana yang sesuai dengan usianya, seperti bagaimana kejujuran membuat orang lain percaya kepada kita.
2. Berikan Pujian saat Anak Jujur
Saat anak memilih untuk berkata jujur, orangtua bisa memuji anak. Misalnya, “Mama bangga kamu jujur meski mungkin sulit untuk mengatakannya.” Sehingga anak akan merasa dihargai dan didorong untuk terus bersikap jujur.
3. Teladan yang Baik
Anak sering mencontoh dari perilaku orangtuanya. Oleh karena itu, orangtua perlu menunjukkan sikap kejujuran dalam kehidupan sehari-hari, termasuk menepati janji.
4. Memahami Mengapa Anak Berbohong
Saat anak berbohong, orangtua perlu memahami alasan di balik kebohongannya terlebih dahulu, sebelum memberikan respons. Selain itu, hindari hukuman yang keras, karena dapat mendorong anak untuk berbohong lebih sering demi menghindari hukuman.
5. Menjelaskan Dampak Kebohongan
Orangtua juga perlu menjelaskan tentang dampak dari kebohongan seperti bagaimana kebohongan bisa merusak kepercayaan dan hubungan dengan orang lain.
Menjelaskan dampak kebohongan bisa melalui cerita atau permainan peran untuk menunjukkan dampak dari kebohongan sehingga akan lebih mudah dipahami anak. (M-3)
Setiap anak memiliki potensi luar biasa dan peran orangtua sangat menentukan bagaimana potensi itu tumbuh.
Tidak hanya menyenangkan, bermain juga diakui sebagai sarana penting untuk menumbuhkan berbagai keterampilan hidup yang esensial.
Langkah yang dapat dilakukan orangtua dalam mendorong anak supaya terbiasa mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi antara lain melalui pembelajaran dari kebiasaan sehari-hari.
Kebiasaan makan bergizi seimbang beragam dan aman pada anak bukan semata tentang apa yang disajikan, namun juga penanaman nilai gizi secara konsisten dalam keluarga.
Orangtua dianjurkan untuk menyajikan camilan sehat seperti buah potong segar, jagung rebus, ubi kukus, bola-bola tempe, puding susu tanpa gula tambahan, atau dadar sayur mini.
Pertanian tetap menjadi sektor terbesar untuk pekerja anak, menyumbang 61% dari semua kasus, diikuti oleh jasa (27%), seperti pekerjaan rumah tangga.
Maknanya, barangsiapa berbuat zuur, puasanya menjadi sia-sia. Secara syariat, puasanya sah. Secara hakikat, puasanya tidak berguna, tidak bermakna.
Kebiasaan berbohong pada remaja bisa saja tanda dari gangguan mental yang disebut mythomania. Ini alasan dan dampaknya menurt psikolog.
Copyright @ 2025 Media Group - mediaindonesia. All Rights Reserved